jasa arsitektur rumah dan desain villa, klik disini...

Tuesday, December 6, 2011

PIKIRAN PEMINPIN INDRA INDRA


Pancaindra baru bisa mewujudkan realitas setelah mendapat persetujuan dari pikiran. Jadi yang terpenting adalah bahwa semua rangsangan pancaindra itu harus mendapat persetujuan dari pikiran. Boleh ada obyek, ada mata yang sehat, ada otak yang sehat tapi kalau tak ada persetujuan dengan pikiran maka obyek itu tak akan pernah ada dalam realitas anda.. Orang yang melamun yang pikirannya jauh, mungkin tak melihat kalau ada orang lalu lalang di depannya atau tak mendengar kalau namanya dipanggil.

Persetujuan (approved) ini oleh Budha disebut Chanda. Budha mengatakan dalam pancaindra adal 5 persetujuan antara pikiran dan pancaindra yang disebut Kama Chanda. Ketika pikiran setuju untuk melihat yang sensual maka proses penglihatan itu dapat berlangsung dan dapat membangkitkan rangsangan. Begitu juga kalau pikiran setuju kepada indra untuk menikmati alkohol maka rasa alkohol itu akan terasa mengigit. Jadi pikiranlah kunci dari semua itu. Semua alat alat indra dari otak sampai efektornya tak akan berfungsi kalau tak mendapat persetujuan dari pikiran. Siapakah pikiran ? Sang pencipta realita ?

Dalam pendidikan Yoga dan Meditasi maka pikiranlah dilatih untuk memberi persetujuan kepada pancaindra secara selektif dan efficient dan menghindari sensualitas dunia eksternal yang dapat menghanyutkan kesadaran kedalam arus semu kehidupan. Bukan sebaliknya dengan menutup atau menghilangkan obyeknya. Karena pikiran dapat pula menikmati sensualitas tanpa obyek, apa yang disebut menghayal. Pikiran dapat menghadirkan obyek obyek ciptaannya sendiri. Jadi pikiranlah kuncinya pancaindra. Karena itu pikiranlah yang dikendalikan, bukan obyek eksternalnya. Dunia ini adalah bentukan pikiran dan dia senang berselancar di dalamnya.

Pikiran dapat diprogram, diarahkan dipandu dan dikendalikan. Oleh karena itu untuk menghindari orang menjadi mabuk akan kenikmatan dunia maka pikirannya yang dikendalikan. Orang yang dapat mengendalikan pikiran adalah orang pada tingkat bijak, tetapi bagi para pemula atau para remaja untuk menghindari mabuk dunia maka obyek rangsangan harus dihindarkan dulu sebelum pikirannya menjadi kuat dan bijak. Dia harus terlebih dulu di jauhkan dari sensualitas dunia. Makanya wihara wihara, padepokan padepokan yoga dan meditasi memilih tempat di hutan atau di gunung.

Memuja kenikmatan dan mengumbar napsu adalah bentuk lain dari memuja berhala, karena semua rangsangan itu adalah semu, hanya permainan molekul molekul kimia. Molekul molekul kimia yang tercipta dari rangsangan itu yang menyebabkan kita tak sadar. Rasa manis, rasa pahit, enak dan sebagainya hanyalah permainan molekul molekul kimia. Pikiran yang bersih tidak mungkin suka mabuk mabukan atau pesta sek dan narkoba. Sadarlah itu hanya permainan molekul molekul kimia. Oleh karena itu setiap agama mengajarkan pengendalian pikiran atau pengendalian diri terhadap suatu permainan yang menyesatkan dan semu ini.

Yesus Kristus dalam penyiksaan menuju tiang Salib, mungkin sudah sangat mengetahui permainan molekul molekul ini. Mungkin saja Sang Yesus tidak merasakan apa apa, bukan seperti rasa sakit yang kita bayangkan, karena Beliau sudah sangat piawai mengendalikan pikiranNYA.

Lalu apakah realita ini sebenarnya?. Kita menggantungkan nasib pada alat pengindra dan otak ? Apakah itu sahih ?

No comments:

jasa arsitektur rumah dan desain villa, klik disini...