Thursday, December 1, 2011
PANCA INDRA JENDELA DUNIA
Ketika air gula diteteskan pada ujung lidah dengan segera otak dapat mengenalinya sebagai rasa manis. Dan memberikan jawaban itu adalah air gula. Tapi coba teteskan air gula pada telapak tangan maka tak ada jawaban karena ditelapak tangan tak ada pintu pintu reseptor spesifik terhadap rasa manis.
Begitu juga makanan yang enak di lidah, tapi ketika sudah masuk ke lambung tak terasa apa apa, padahal enaknya tetap. Cahaya yang dipantulkan benda benda ke retina mata juga akan menciptakan molekul molekul kimia tertentu pada pintu pintu reseptor pada retina. Otak memberikan interpretasi tentang keadaan benda tersebut, bentuk, warna, jarak dan lain lain. Hasil dari interpretasi ini berbeda beda (tidak persis sama) walaupun dengan obyek benda yang sama pada waktu bersamaan. Bahkan interpretasi bisa berbeda pada orang yang sama dengan obyek yang sama pada saat yang berbeda.
Panca indralah yang memperkenalkan dunia luar pada otak, dan otak akan membentuk persepsi persepsi (model) tersendiri tentang dunia. Rangkaian persepsi persepsi ini akan merajut sebuah difinisi tentang dunia, sesuai dengan intensitas dan sifat rangsangan yang diterima lewat pancaindranya. Oleh karena itu orang bijak mengatakan : ”SEBERAPA BANYAK MANUSIA SEBEGITULAH BANYAK DUNIA ”.
Ketika ada pesta dan diatas meja ada berbagai jenis dan menu makanan, tetapi orang orang akan mengambil jenis makanan atau buah yang berbeda beda. Itu menandakan memory rasa yang ada di pikirannya berbeda beda. Ada yang suka apel ada yang suka semangka dan sebagainya. Itulah perbedaan persepsi terhadap dunia. Bahkan apel yang sama akan memberikan persepsi rasa yang berbeda pada orang berbeda.
Pertanyaannya adalah : Apakah ini juga program DNA ? Apakah kita sebenarnya tak memiliki kehendak bebas ? Apakah alam sebenarnya kumpulan bertrilliun trilliun hukum alam yang sedang berlaku pada dirinya dengan sendirinya pula ? Tanpa campur tangan siapapun.
Saya tidak ingin mengatakan jika seorang pedagang sate walaupun dia mengutuki Tuhan 100 kali dalam sehari, tapi selama dia selalu melayani pelanggan dengan baik pastilah dia akan beruntung.
Ketika Hindhu mengatakan Tuhan adalah Brahman. Brahman bersifat Wyapi Wyapaka Nirwikara, yaitu selalu ada dan ada dimana mana. Maka alam inilah sejatinya yang kita maksudkan Tuhan. Karena kita tak akan pernah berhasil memecahkan hukum hukumnya.
Hukum fisika quantum bukanklah akhir fisika. Dimasa depan pastilah ada sebuah DNA sangat cerdas yang menemukan hukum fisika baru yang mencengangkan dan membelah tabir rahasia alam selanjutnya.
Dan hal yang paling mencengangkan adalah semua penemuan itu akan terasa cocok dan bisa diterima oleh alam. Tampaknya alam ini sangat elastis bagai karet. Mau mau saja.
Pandangan orang buta dan orang tuli atau sekalian buta tuli terhadap dunia berdiri sendiri sendiri. Mereka punya dunianya sendiri sendiri. Dengan kata lain dunia ini menjadi nyata karena adanya pancaindra. Coba kalau kita tidur maka dunia ini lenyap. Apakah sebenarnya memang lenyap? Dan begitu kita bangun dunia ini ada lagi ? Secara spontan dunia ini dibentuk lagi sesuai memory dan persepsi kita ?. Jangan jangan memang seperti ini.
Begitulah relatifnya dunia, begitu nisbinya dunia. Pada saat tidur nyenyak semua kekayaan anda, gelar pangkat, jabatan anda dan bahkan semua sanak saudara anda lenyap. Apakah realitas itu benar benar ada ? Atau ada karena otak membuat model realita dari menyusun data data yang dikirim oleh pancaindra kepadanya ? Bagaimana bentuk model realita pada kucing, kambing, ikan, tumbuhan, bakteri dan virus. ? Apakah hampir sama atau berbeda sama sekali ?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment