jasa arsitektur rumah dan desain villa, klik disini...

Sunday, November 30, 2008

Sains: Bagaimana Dunia Ini Tidak Abadi

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/ms/thumb/6/6b/Galaxy.ap19.2003.750pix.jpg/250px-Galaxy.ap19.2003.750pix.jpg


Pada unsur Dunialah terjadi proses daur ulang, proses pertumbuhan dan kematian sel. Berjuta - juta sel tubuh kita sudah mati secara proses apoptosis ketika kita selesai membaca sebuah kata. Dan pada saat yang sama berjuta-juta sel akan terbentuk secara proses mitosis. Tubuh kita bagaikan sungai atom. Tidak seorangpun mampu berdiri ditepi sungai untuk melihat air yang sama. Air terus mengalir. Terus diganti. Tubuh kita berubah trilliunan kali perdetik pada tingkat atom, milliyaran kali perdetik pada tingkat molekul dan jutaan kali perdetik pada tingkat sel. Semuanya ini diatur oleh DNA. DNA adalah molekul sat gula dan protein biasa. Tetapi menjadi begitu cerdas ketika berada dalam inti sel. DNA bagaikan mesin built up super canggih. Semuanya diatur oleh DNA. Kalau cuaca panas kita berkeringat, kalau cuaca dingin kita menggigil itu diatur oleh DNA. Kita tidur dimalam hari dan bangun disiang hari itupun diatur oleh DNA. Demikianlah sang bayipun tumbuh menjadi anak-anak setelah 5 tahun. Setelah itu dia meninggalkan masa kehidupan bayi, berarti terjadi kematian bayi lalu menjelma menjadi anak. Anak-anak punya usia 9 tahun lalu menjadi remaja dan remaja punya usia 6 tahun lalu memasuki masa dewasa, masa reproduksi atau berumah tangga. Dalam waktu 25 tahun setelah masa dewasa ini manusia mulai memasuki masa tua, kemudian kematian badan datang menjemput.

Dunia inipun masih sebuah konsep. Alam Raya inipun masih sebuah konsep. Einstein mengatakan energi yang membeku menjadi materi.

Berpusat pada Dunia berarti berpusat pada kenikmatan. Kenikmatan itu ada batasnya, ada titik jenuhnya dan akan menyebabkan kita tidak puas. Kaum Hyppies di Eropah yang sudah mencapai titik jenuh kenikmatan karena tidak kurang suatu apa, akhirnya setelah batas semua nikmat tersebut terlampaui mereka menjadi kebingungan mencari makna hidup sehingga ia melarikan diri dan menghamba pada narkoba. Ia menganggap narkoba adalah Tuhannya..

Dalam diri manusia, badan berposisi sebagai ilusi. Badan kita pasif. Badan akan ikut bergerak kemana saja sesuai perintah tuannya. Ketika kita akan mengambil sesuatu maka tangan akan bergerak melayani. Ketika kita ingin berlari maka kaki akan berlari melayani . Badan adalah pelayan yang setia. Badan adalah sebuah hadiah, sebuah anugrah yang tak ternilai yang diberikan oleh Tuhan ibu alam semesta. Oleh karena itu bertrimakasihlah kepada badan yang telah melayani kita. Bertrimakasihlah kepada Tuhan yang maha pemurah. Kita harus menyayangi badan, memelihara dengan baik. Berikan dia makanan yang baik yang menyehatkan, berikan dia waktu istirahat yang cukup, dan waktu bergerak yang cukup. Jangan kejam terhadap badan. Jangan mengeksploitasi badan secara habis-habisan. Badan berada dibawah kendali keinginan. Oleh karena itu sering badan menjadi korban keinginan. Kadang –kadang karena ingin mengejar keinginan orang sering tidak memperhatikan badannya sehingga badannya tidak sempat istirahat dan akhirnya menderita sakit. Merokok berlebihan, minum alcohol berlebihan, bekerja berlebihan adalah bersumber dari keinginan, tetapi badan yang menderita akibatnya. Orang ingin bunuh diri tetapi badan yang akan mati, sehingga rohnya akan sangat menyesal setelah melihat badannya telah mati. Roh ini akan terlunta-lunta menunggu jatah badan yang baru. Seperti mobil dinas yang harusnya dipakai 10 tahun tetapi dalam 3 tahun sudah dirusakkan maka sang pejabat harus jalan kaki menunggu jatah mobil dinas yang baru.

Kedalaman Prinsip "Mule Keto" Orang Bali

http://www.bidp-balidiving.com/video/pictures/Bali%20On%20Land/Pura%20Ulun%20Danu%20Bratan3.jpg

Semeton krama Bali mengajarkan prinsip Mule Keto. Mule Keto akan mencerminkan kejujuran. Apa adanya. Jalan sederhana menuju bahagia. Mula Keto berarti tersirat ajaran bahwa alam semesta ini sudah sempurna adanya, alam ini tidak pernah menunggu kedatangan semeton untuk menyempurnakannya. Masalah semeton lahir atau tidak kedunia ini, dunia ini sudah sangat sempurna adanya. Kedatangan semeton ke dunia ini tidak akan merubah kesempurnaannya. Pandanglah dunia ini dengan kejujuran, dengan hati nurani dengan Mule Keto maka semeton akan merasakan getarannya. Apakah sebenarnya kehidupan dan dunia ini.

Jika semeton memandang dunia ini dengan memakai kaca mata hitam, maka dunia tampak buram. Jika semeton memandang dunia ini dengan kaca mata merah maka dunia ini tampak kemerahan.. Pandanglah dunia ini tanpa kacamata, telanjang apa adanya maka keSunyataan akan menampakkan dirinya.

Prinsip Mule Keto mengajarkan janganlah memandang dunia ini dengan konsep semeton, dengan paradigma semeton, dengan hypothesa semeton, dengan pikiran semeton. Karena dunia ini akan mengikuti konsep semeton, akan mengikuti pikiran semeton, akan mengikuti paham semeton. Karena dunia ini elastis seperti karet. Mau-mau saja. Karena dunia ini sebuah cermin. Bayangan semeton akan tampak didunia sama persis. Sehingga ada orang bijak mengatakan seberapa banyak ada manusia sebegitulah banyaknya dunia. Karena dunia adalah Mayapada ( fatamorgana) adalah Mercapada ( alam siluman). Kalau paham semeton salah, pikiran semeton salah, konsep semeton salah maka semeton akan tersesat sendiri.

Seekor ayam jantan mempunyai arti tertentu bagi seorang bebotoh, mempunyai arti tertentu pula bagi seorang pedagang nasi dan mempunyai arti lain lagi bagi penyayang binatang, mempunyai arti lain pula bagi seorang dokter ahli flu burung.

Konsep, paham atau hypothesis berasal dari pikiran, dari Neo Cortex di otak, dari IQ ( Intlegency Question) dari Palemahan. Bukan dari rasa, bukan dari emosional Question, bukan dari hati, bukan dari Pawongan. Siapakah yang mampu mengkonsepkan kehidupan dan alam semesta ini?. Karena dunia ini melampaui semua konsep, melampaui semua pikiran, melampaui semua paradigma, melampaui semua hyphothesis. Karena dunia dan kehidupan ini Acinthya ( tak terpikirkan ). Beyond of understanding. Untouchable mind.

Semua yang tampak dipermukaan bumi ini adalah benih-benih pikiran yang bertumbuhan dan berekspresi baik dari manusia , binatang , tumbuh-tumbuhan, mikroba maupun virus. Warna-warni permukaan planet ini, baik perkotaan-perkotaan , lembah-lembah, pegunungan-pegunungan akan selalu berubah-ubah sesuai dengan dominasi pikiran –pikiran penghuninya yang berekspresi. Pikiran adalah kabut tebal yang menyelimuti obyektivitas kesunyataan. Orang –orang mungkin akan terkatung-katung dalam dunia mimpi-mimpi yang diciptakan pikirannya. Pikiran akan menghalangi pengetahuan sejati tentang who are you and who the others. Oleh karena itu semeton krama Bali dalam memandang sesuatu persoalan dipermukaan bumi ini akan selalu dengan zero mind. Anak Mule Keto.

Sebelum tahun 1970, orang tidak pernah berfikir bahwa suatu saat kemudian ada yang namanya hand phone ada yang namanya internet. Tapi sekarang semua itu menjadi ada. Siapakah yang mampu melihat dengan jelas dan detail sebuah masa depan menembus sang waktu. Dikatakan di jaman Tretha Yuga kemampuan ini dimiliki banyak manusia karena planet dan tata surya kita masih berdekatan dengan planet-planet murni para Dewa, tetapi dengan mengembangnya pertumbuhan alam semesta maka planet dan tata surya kita bergerak semakin menjauh dengan planet-planet murni tersebut sehingga kemampuan itu menjadi sirna. Dikatakan Maha Rsi Abyasa telah menuturkan secara sangat detail kisah Maha Barata jauh sebelum lahirnya panca Pandawa dan seratus Kaurawa.

Para ahli atom di pusat fisika atom di Berkeley, terkejut menemukan bahwa atom tersebut sesungguhnya jauh dari perkiraan semula, dimana atom sebelunya dianggap materi padat yang bulat seperti kelereng. Atom ternyata sepertinya sebuah dunia, sebuah alam, sebuah ruang kosong. Sub partikel yang paling kecil yang menyusun atom namanya Quark, mempunyai potensi electric 1,04 x 10 pangkat minus 34 joule/ detik, bilangan ini disebut limit dari Planck. Manusia tidak mampu lagi membuat hitungan fisika lebih kecil dari quark. Saking kecilnya quark dapat menembus planet-planet tanpa hambatan. Bumi ini selalu terendam dalam badai quark dari emisi bintang-bintang dan planet-planet lain di alam semesta. Mungkin saja Quark masih dapat dibagi lagi tetapi tak ada rumus fisika atom, atau perangkat yang mampu menghitungnya. Begitulah sebuah atom memiliki inti dan atmosfir atom yang berlapis, seperti bumi kita memiliki langit yang berlapis- lapis. Dilapisan –lapisan atmospir atom inilah berbagai sub partikel atom bergerak secara dinamis dan teratur. Hal ini sudah pernah dikatakan oleh Bhagawan Wasistha ribuan tahun yang silam kepada muridnya paduka Sri Rama, bahwa unsur terkecil alam semesta ini ( red. Atom) adalah sebuah dunia juga, dimana dunia-dunia yang lain datang dan pergi silih berganti.

Alam ini adalah Acinthya ( tak terpikirkan ), oleh karena itu pandanglah alam ini dengan kejujuran hati. Tanpa konsep, tanpa kaca mata pikiran. Apa adanya atau Mule Keto, maka semeton akan tenang, damai, Canthi dan bahagia. Iklas menerima apa adanya, menyatu ( tuning) dengan frekwensi Prahyangan di setiap benda, menyatu dengan alam , menyatu dengan Tuhan, menyatu dengan kebahagiaan.

Prinsip Mule Keto memerlukan emosi kalbu selembut sutra, pikiran sebening kaca dan kepasrahan seteguh baja. Tidak mudah melaksanakan prinsip Mule Keto bagi orang yang masih berorientasi pada Palemahan, pada IQ, pada pikiran. Orang tersebut masih dipermukaan, masih di Palemahan, belum menyelam dalam. Orang seperti itu masih gelisah, masih penasaran, masih belum menemukan orbit, masih mencari jalan. Masih sibuk mencari difinisi, sibuk mencari pembuktian. Membongkar Bumi, membendung lautan, membelah langit , mencari apakah rahasia alam ini. Mereka berputar di orbit terluar, mereka kelelahan sendiri, bertengkar sendiri dengan dirinya, mereka masih rentan frustasi. Mereka menghabiskan hidupnya dalam tanda tanya. Mereka masih belajar.

Semeton krama Bali jaman dulu sudah melewati jalan ini. Sudah selesai belajar. Sudah melintasi orbit siklus ini, sudah pernah tersesat berkali-kali, sudah kapok. Sehingga semeton krama Bali keluar dari konsep apapun, paham apapun, isme apapun tidak peduli apakah paham itu sedang on the mode, sedang in, atau sedang gue banget. Sepanjang paham tersebut masih berorientasi pada Palemahan, pada kulit luar, pada analisa pikiran. Semeton krama Bali menyelam kedalam diri, kedalam ke Sunyataan, kedalam kejerniham nurani, ke dalam Tapa Yogi, kedalam Mule Keto.

Sains Dibalik 7 Bulanan ( Megedong-gedongan )

http://www.kapanlagi.com/p/pregnant.jpg


Perlakuan ini tampak sederhana, tetapi dunia kedokteran modern baru tahu, bahwa usia 7 bulan janin dalam kandungan sudah bisa mendengar sehingga di Inggris dilakukan program pendidikan janin terhadap ibu-ibu hamil usia 7 bulan ( fetal education program). Dunia kedokteran modern juga baru tahu bahwa proses synaptogenesis yaitu pembentukan atau penginstalan jaras –jaras memori otak dan intlegensi mulai usia janin 6 bulan sampai bayi usia 3 tahun . Kalau tidak dilakukan penginstalan maka jaras –jaras komunikasi syaraf tersebut akan mengalami pruning atau rontok sehingga setelah usia bayi lebih 3 tahun tidak lagi bisa ditambahkan program-program intlegensi. Misalnya intlegensi keseimbangan, intlegensi gerak, intlegensi mimik, mendengar dan lainnya. Ilmu kedokteran baru mengetahui hal ini sekitar th 2000 sedangkan semeton krama Bali sudah sejak dahulu mempraktekan. Sebelum ditemukan alat yang namanya computer. Semeton krama Bali sungguh luar biasa. Dengan megedon-gedongan, dengan megogo-gogoan maka berbagai instalasi intlegensi akan terinstal pada jaras –jaras komunikasi neuronal.

Sains Dibalik 7 Bulanan ( Megedong-gedongan)

Perlakuan ini tampak sederhana, tetapi dunia kedokteran modern baru tahu, bahwa usia 7 bulan janin dalam kandungan sudah bisa mendengar sehingga di Inggris dilakukan program pendidikan janin terhadap ibu-ibu hamil usia 7 bulan ( fetal education program). Dunia kedokteran modern juga baru tahu bahwa proses synaptogenesis yaitu pembentukan atau penginstalan jaras –jaras memori otak dan intlegensi mulai usia janin 6 bulan sampai bayi usia 3 tahun . Kalau tidak dilakukan penginstalan maka jaras –jaras komunikasi syaraf tersebut akan mengalami pruning atau rontok sehingga setelah usia bayi lebih 3 tahun tidak lagi bisa ditambahkan program-program intlegensi. Misalnya intlegensi keseimbangan, intlegensi gerak, intlegensi mimik, mendengar dan lainnya. Ilmu kedokteran baru mengetahui hal ini sekitar th 2000 sedangkan semeton krama Bali sudah sejak dahulu mempraktekan. Sebelum ditemukan alat yang namanya computer. Semeton krama Bali sungguh luar biasa. Dengan megedon-gedongan, dengan megogo-gogoan maka berbagai instalasi intlegensi akan terinstal pada jaras –jaras komunikasi neuronal.

Kekekalan Hukum Karma

http://www.yogadestin.com/Pictures/beach_yoga_aw.jpg


Semeton krama Bali sangat percaya karma phala. Hukum karma adalah hukum kekekalan energy. Semesta ini adalah kesunyian abadi, adalah kekosongan abadi. Setiap momentum energy akan memantul kembali kepada sumbernya. Seperti menjatuhkan sebuah batu di air kolam yang tenang. Mula-mula ada gelombang air yang mengarah keluar, arah sentrifugal ( menjauhi sumber gelombang). Tapi kemudian gelombang itu balik lagi kearah sentrifetal, kearah sumber gelombang sehingga terjadi keseimbangan, sehingga permukaan air tenang lagi. Apapun jenis momentum yang dibangkitkan, persis begitu pula yang kembali. Energy kebajikan yang di lontarkan kepada momentum maka energy kebajikan pula yang kembali. Energy kejahatan, kejaliman yang dilontarkan, maka energy itu pula yang berbalik. Seperti orang yang berteriak dibawah tebing curam, gemanya akan memantul kembali. Tetapi pada tebing masih ada pembiasan suara. Pada hukum karma tidak ada pembiasan. Pantulannya sempurna. Pantulannya excelent.

Dalam hidup ini semeton bisa saja berkelit, menghindar dari hukum, bisa saja mengakali siapapun, seperti ikan dalam air. Bisa menyelam, bisa menyelinap, bisa muncul dipermukaan. Akan tetapi setelah kematian semeton akan seperti selembar daun kering yang hanyut di sungai. Tidak bisa menghindar. Disinilah momentum karma akan bekerja.

Untuk menghindari karma phala semeton krama Bali, akan mempersembahkan semua tindakan, semua pekerjaan kepada Tuhan. Semeton krama Bali akan ngaturang ayah. Sebelum menabuh gamelanpun semeton krama Bali akan maturan canang, nunas rahayu. Semoga semua ini atas kehendaknya. Semoga kita hanya menjadi pengayah, menjadi pelayan Tuhan.

Dulu semeton krama Bali memotong hewan hanya pada hari raya dan untuk hari raya.untuk upacara. Untuk persembahan. Zaman dulu tidak ada semeton krama Bali tanpa alasan, tiba-tiba memotong hewan.

Karma phala menyebabkan semeton krama Bali, seolah –olah selalu dilihat Hyang Widhi. Selalu diawasi Tuhan. Perbuatan buruk atau baik, ditempat sepi atau ditempat ramai sama saja. Sama –sama bersaksi terhadap alam. Semua tercatat pada hukum karma. Maka semeton krama Bali tidak akan berani mencuri. Tidak akan berani merampok. Tidak akan korupsi. Kecuali sudah tidak menjadi krama lagi. Kecuali sudah tidak takut dengan hukum karma. Kecuali kalau kesadaran Tri Hita Karana telah terbang dari dirinya.

Kenapa Tarian Orang bali Memiliki Taksu ?

http://static.flickr.com/74/195218424_c9a5bacd52_m.jpg

Semeton krama Bali harus bisa menari, bisa ngigel. Tarian Bali adalah tarian persembahan, tarian pemujaan. Adalah tarian Prahyangan, tarian Sakral. Kehidupan ini adalah sebuah tarian , sebuah gerakan universal yang harmoni. Kalau tidak, maka tidak ada angin, tidak ada gelombang, tidak ada bunyi, tidak ada api. Brahman adalah penari sejati. Beliau menari dalam setiap atom, dalam setiap jiwa. Semesta ini adalah tarian beliau sendiri.( Wyapi Wyapaka Nirwikara)

Semeton krama Bali akan menari. Mengikuti aura semesta, alur tarian energy semesta. Tarian yang mencoba memeluk setiap denting nada. Menangkap cahaya yang menari dalam setiap nada. Tarian ini tarian cinta bhakti. Demi menjunjung cinta bhakti kepada Hyang Widhi semeton krama Bali akan menari, menyusuri setiap peradaban demi peradaban. Tarian bhakti akan melebarkan zone Prahyangan dalam medan gaib manusia. Semeton krama Bali bukan menari untuk dunia, bukan menari untuk Palemahan. Makanya tarian semeton krama Bali jauh dari pornografi dan fornoaksi. Maka tarian semeton krama Bali akan memancarkan vibrasi taksu, mendegupkan setiap jantung, menghentakan setiap nadi, melelehkan cinta setiap hati.

Tapi jika zone Prahyangan, jika proporsi keTuhanan, jika kecerdasan spiritual mengekrut dalam diri semeton krama Bali, maka semeton krama Bali tidak akan mampu menari lagi. Semeton krama Bali hanya bisa bergoyang, menggoyangkan pantat kekanan dan kekiri, kemuka atau kebelakang. Suatu saat akan mengangkang telanjang, akan menari bugil. Ini adalah tarian Palemahan, tarian sesat. Tarian frustasi.

Apa Arti Penyajaan, Penampahan, Dan Rahinan Yang Sebenarnya

http://img225.imageshack.us/img225/2650/galunganoi2.jpg


Sama dengan setiap hari raya besar di Bali pasti ada 3 ( tiga) etape atau tiga tahap hari. Yaitu hari Penyajaan, hari Penampahan dan hari Rainan. Inipun melambangkan tiga tahap dalam penyempurnaan diri, tiga tahap dalam penyucian diri.

Penyajaan berasal dari kata saja. Saja artinya tahap meyakinkan diri, tahap berjanji kepada diri sendiri untuk melangkah menuju pencerahan diri. Saja atau Penyajaan adalah sebuah proses atau periode meyakinkan diri yang cukup lama. Jika tekad itu sudah bulat barulah akan melangkah ke periode selanjutnya yaitu Penampahan.

Penampahan adalah proses pemotongan atau pembunuhan sifat-sifat hewani atau sifat-sifat kebinatangan dalam diri. Bukan menyemblih hewan-hewan kurban yang tak berdosa. Periode ini dijalani dengan Tapa Brata, dengan proses penyangkalan diri. Jika periode ini sudah terlewati maka barulah menemukan Rainan.

Rainan artinya hari terang, hari pencerahan hari perayaan. Hari dimana rahasia kehidupan sudah diketahui tanpa membaca tanpa melihat. Tetapi dirasakan dan diketahui.

Itulah pesan yang tersirat pada setiap hari- hari raya besar di Bali. Bahwa jalan kesempurnaan harus melewati tahap-tahap itu. Perayaan dan peringatan itu dibuat agar pesan suci ini tetap abadi pada semeton krama Bali sepanjang zaman. Siapa yang dapat menangkap maknanya dan siapa yang melaksanakan atau yang menjalani akan menemukan kebebasan, kebahagiaan,. Dan siapa yang belum tidak masalah. Tidak ada pemaksaan, tidak ada keharusan. Kesadaran akan tetap menunggu dengan sabar, sesabar seorang ibu menunggu anaknya. Kesadaran menunggu bukan terbatas dalam hidup yang singkat ini, tapi kesadaran menunggu dalam ribuan kali reinkarnasi. Seperti pesan Krisna kepada Arjuna “ Kapanpun kau akan berpaling kepadaku, maka pintuku akan tetap terbuka”.

Filosofi " Ngaturang Ayah" Orang Bali

http://farm4.static.flickr.com/3019/2602939685_8061d13b53.jpg


Semeton krama Bali akan merasa sangat bergairah jika mendapat kesempatan ngaturang ayah. Ada suatu kekuatan yang mendorong atau menarik dirinya untuk bergerak saat ngaturang ayah sehingga tidak merasakan kelelahan. Ngaturang ayah bisa dalam bentuk bekerja (gae), bisa dalam bentuk megambel (menabuh), bisa dalam bentuk ngigel ( menari ), matembang ( menyanyi) atau apa saja. Ngaturang ayah bisa untuk Ida Bethara di pura, bisa untuk krama di Banjar, bisa untuk sameton di Paibon. Apapun bentuknya ,dimanapun tempatnya, prinsip ngaturang ayah menyimpan makna bahwa semeton krama Bali suka bekerja sosial, saling asah saling asuh salunglung sabayantaka. Ngaturang ayah mengandung filosofi suka bekerja dengan ikhlas, suka bekerja tanpa mengharapkan hasilnya. Bekerja untuk Yadnya.

Sesuai dengan apa yang tercantum dalam Bhagawad Gita ketika Krisna berkata pada Arjuna “ Bekerjalah kamu dan bukan pada hasil dari karyamu “ , artinya bekerjalah tanpa beban, tanpa tekanan, tanpa stress, tanpa target, tanpa terpusat pada tujuan. Target, tujuan, adalah beban adalah stress yang akan menguras banyak energy. Oleh karena itu bekerjalah karena pekerjaan itu sendiri, demi pekerjaan itu sendiri dan untuk pekerjaan itu sendiri. Itulah etos yang tersirat dalam ngayah

Kerjakanlah dengan sebaik-baiknya pekerjaan itu, dengan segala ketenangan dengan seluruh kemampuan yang ada , jangan terganggu kosentrasinya oleh iming-iming nilai hasil yang dicapai. Maka pekerjaan itu akan melahirkan sebuah masterpiece.

Disinilah kuncinya kenapa semeton krama Bali melahirkan karya-karya masterpiece. Karya seni yang membuat setiap orang berdecak kagum. Karya seni disegala lini. Budaya yang mempesona , the endless art. Kalau kita kehilangan etos kerja ngayah maka kita hanya menjadi pewaris sebuah budaya mengagumkan, kita hanya menjadi penonton puing-puing reruntuhan sebuah budaya mempesona. Sebuah misteri dunia. Kita bukan lagi menjadi pelaku budaya itu, apalagi pencipta. Kita hanya sebagai pengulang, peniru saja. Taksunya telah hilang , rohnya telah terbang.

Ini bukan pelestarian budaya. Budaya bukan tanaman langka, bukan satwa langka yang bisa punah. Budaya tidak butuh pelestarian. Budaya harus dihidupi, budaya adalah kehidupan, adalah sebuah dinamika yang hidup. Budaya adalah sebuah lautan kehidupan. Kalau ingin menyelami maka kita harus terjun dan hidup didalamnya. Hiduplah sebagai semeton krama Bali, hiduplah dengan konsep hidup semeton krama Bali, hiduplah dengan Tri Hita Karana, berpusatlah kepada Prahyangan dan lakoni prinsip ngaturang ayah. Maka taksu budaya itu akan hidup lagi, akan mengalir lagi seperti mata air yang tak pernah berhenti. Budaya itu akan tumbuh dan mengembang harum dan semerbak.

Prinsip ngaturang ayah bukan hanya berlaku untuk di Pura, di Banjar. Tapi disetiap pekerjaan, baik sebagai guru, baik sebagai tenaga kesehatan, sebagai karyawan perusahan, tentara, polisi, guide dan sebagainya. Kita mengabdi pada pekerjaan itu sendiri. Semua pekerjaaan mulia adanya. Tidak ada pekerjaan yang hina. Sepanjang etos ngaturang ayah dilakoni.

Alam ini selalu mendorong orang untuk bekerja, pekerjaan itu adalah untuk alam sendiri, manusia sebagai pelakunya. Kalau manusia bekerja untuk dirinya sendiri, untuk kelompoknya sendiri maka ia akan mengacuhkan alam ini, ia akan cendrung dekstruktif, cendrung merusak, ia cendrung serakah, cendrung tidak berkualitas, cendrung tidak berbudaya.

Di tengah-tengah orang-orang bodoh seperti itu maka taksu pekerjaan itu hilang, cahaya budaya itu sirna. Orang –orang itu tidak menyadari bahwa hidupnya hanya sementara, sebenarnya ia hanya memindahkan sesuatu materi dari tumpukan yang satu ke tumpukan yang lain. Ia tidak menggali nilai, ia tidak merengkuh nilai, ia tidak menemukan nilai. Kadang –kadang saat ini menumpukan lebih banyak, tapi besok akan kehilangan lebih banyak. Hidup ini seperti roda yang berputar. Kadang- kadang diatas, kadang –kadang dibawah. Semeton krama Bali tidak banyak yang kepincut dengan permainan anak-anak seperti ini. Makanya semeton krama Bali selalu seimbang baik diatas maupun dibawah. Dalam bekerja semeton krama Bali selalu mencari nilai, mencari budaya, mencari jati diri. Menemukan nilai-nilai dirinya dalam pekerjaan. Menjadi professional. Bukan bermain kanak-kanak Semeton krama Bali tidak akan menumpuk kekayaan lewat korupsi. Semeton krama Bali tidak akan membabat hutan untuk menjadi kaya. Kecuali mereka telah keluar dari garis edar krama.

Mengabdikan diri pada pekerjaan demi pekerjaan itu sendiri adalah proses yoga. Adalah sebuah proses meditasi. Adalah sebuah proses tapa. Adalah proses pendidikan diri, proses evolusi rochani, proses pembebasan dari suka dan duka, proses menemukan nilai, proses menuju kebahagiaan.

Karena jika orang bekerja demi untuk pekerjaan itu sendiri, maka ia akan menemukan jati dirinya, menemukan warna hidupnya, menemukan nilai-nilai luhur Pawongan dalam dirinya, menemukan kepuasan dan kebahagiaan. Jika nilai-nilai mulia Pawongan ini tidak ditemukan dalam pekerjaan maka orang akan jenuh, bosan dan merasa muak dengan pekerjaannya. Pekerjaannya menjadi tidak berkualitas, pekerjaan sekedar hanya memenuhi tuntutan atasan, tugas perusahan. Pekerjaan tidak mengembang. Karena pekerja tidak menemukan dirinya, tidak menemukan sisi kemanusiaannya disitu, Dia merasa sebuah mesin, sebuah robot otomatis. Berapapun gaji imbalan yang diprolehnya, jika ia tidak menemukan sisi kemanusiaan dirinya dalam pekerjaan itu maka ia akan menjadi jenuh, bosan atau sakit. Orang akan merasa puas jika dapat mengekspresikan nilai-nilai luhur kemanusiaan dalam pekerjaan.

Menurut semeton krama Bali nilai-nilai tersebut antara lain: Polos atau nilai kejujuran. Jemet nilai kerendahan hati atau nilai kedisiplinan. Darma nilai tanggung jawab. Tresne nilai kebersamaan Bakthi nilai keiklasan.

Demikian ngaturang ayah adalah mengabdikan diri terhadap pekerjaan. Bekerja untuk pekerjaan itu sendiri. Karena pekerjaan itu adalah Titah. Adalah mandat. Titah Sang Hyang Kawi. Apapun pekerjaan semeton, apapun profesi semeton, dimanapun semeton bekerja semua itu adalah titah Sang Hyang Kawi. Lakukan pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya, jangan menyalah gunakan mandat. Ketahuilah bahwa Hyang Widhi bersama semeton dalam pekerjaan itu. Beliau sedang menguji apakah semeton tidak menyalah gunakan mandat. Apakah semeton tidak melanggar titah. Jika semeton teguh dalam tugas tersebut, maka semeton akan menemukan keajaiban-keajaiban yang sulit dijelaskan dengan akal. Itu berarti semeton sudah semakin dekat denganNYA. Dengan Sang Maha Pengasih. Demikian Tuhan adalah maha rahasia. The God is super silence. Bekerja dengan etos ngaturang ayah adalah sebuah jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Demikianlah menjadikan pekerjaan sebagai sebuah meditasi. Semeton krama Bali tidak membuat padepokan-padepokan meditasi, tidak membuat pondok-pondok meditasi. Semeton krama Bali tidak duduk diam menikmati meditasi. Tetapi semeton krama Bali mengaplikasikan meditasi dalam pekerjaan dalam kehidupan. Menghidupkan meditasi. Menghidupi meditasi. Hidup dalam meditasi. Stata astiti bhakti ring Hyang Widhi, stata ngaturang ayah, stata mebanten, stata meYadnya, melaksakan Tri Kaya Parisudha, melaksanakan Tri Hita Karana adalah life meditation. Adalah meditasi itu sendiri.

Begitu pula semeton krama Bali tidak mendirikan pusat-pusat kotbah/ darma wacana dan pengajian, karena orang yang memberikan kotbah/ darma wacana sebenarnya mundur satu langkah dibidang rohani dari pada orang yang duduk diam mendengarkannya. Kesadaran tidak bisa diajarkan. Kesadaran tidak bisa ditransfer lewat kotbah. Agama bukan pelajaran sejarah. Kesadaran hanya bisa ditransfer lewat perbuatan nyata. Conciusnes can only be transferred by action. Sampai berbuihpun mulut orang yang memberikan kotbah kesadaran tetap tidak bisa ditransfer. Hal ini menyebabkan Ida Pedanda, Ida Pinanditha, para Pemangku mengajarkan kesadaran lewat perbuatan nyata. Kebaikan bukanlah kata-kata, tetapi tangan –tangan yang berlepotan keringat memberikan pertolongan jauh lebih mulia dari pada mulut yang komat-kamit membacakan doa. Dan inilah juga sulitnya menjadi orang tua , menjadi guru Rupaka atau guru kehidupan karena harus menjadi suri teladan hidup bagi putra putrinya.

Rahasia Sesungguhnya Dibalik "Mebrata"

Tuhan harus dicari didalam diri, menyelamlah didalam kedalaman diri. Tuhan ada dilapisan yang paling dalam didalam diri.

http://myunusw.files.wordpress.com/2008/05/kundaliniyoga.jpg

Semeton krama Bali jaman dulu selalu rajin melaksanakan tapa brata atau puasa menjelang hari-hari suci. Keesokan harinya pada hari H, pagi-pagi sekali sebelum matahari muncul diufuk timur, ramai-ramai pergi kemuara sungai dilaut mencari tempat air sungai bercampur dengan air laut, lalu mandi dan berkeramas membersihkan diri.( Banyu Pinaruh) Kemudian melakukan upacara persembahyangan bersama dalam keluarga masing-masing. Setelah itu barulah nunas lungsuran atau menyantap makanan.

Segaris aktivitas yang tampaknya sederhana dan sepele akan tetapi sekaligus meraih 4 kekuatan dan 3 peningkatan kecerdasan. Yang pertama, berpuasa atau latihan tapa brata akan meningkatkan kecerdasan emosional atau EQ ( emosional Question), menyebabkan tidak gampang marah, tidak gampang tergoda, menjadi lebih sabar dan menjadi tidak manusia gampangan. Menjadi kuat dan teguh, karena kesabaran akan meningkatkan ketinggian martabat kemanusiaan.

Yang ke dua, menciptakan suasana rukun, kebersamaan dan keharmonisan dalam rumah tangga. Nilai-nilai ini tidak bisa dibeli dengan harga berapapun dan tidak akan ada perusahaan atau pasar yang bisa menjualnya, juga tidak ada sekolah formal yang mampu memberikannya.

Semua ini akan melebarkan vibrasi zone Pawongan yang akan mengembang dalam areal gaib tubuh manusia. Yang ketiga setelah dengan kesabaran tinggi menahan rasa lapar dan bicara, terakhir barulah nunas layuban atau lungsuran saking Ida Bethara( Hyang Widhi). Berarti kita akan terdidik untuk sadar bahwa semua yang ada ini adalah milik Beliau Sang Maha Penguasa , Sang Maha Digjaya. Makanya kalau semeton krama Bali akan minta ijin untuk makan, ia akan berkata ampurayang tityang jagi nunas dumun atau tityang jagi ngelungsur ( saya mau makan). Betapa dekatnya semeton krama Bali jaman dulu dengan Tuhan, setiap akan makan semeton krama Bali selalu meminta ijin kepada Tuhan terlebih dahulu. Pendidikan ini akan meningkatkan spiritual question ( SQ ) atau kecerdasan keTuhanan. Kecerdasan ini tidak bisa diukur dengan hanya dari kata-kata atau sikap saja, tetapi dapatkah semeton merasakan getaran kesadaran dibalik kata-kata atau perbuatan tersebut. Kebahagiaan, ketenangan, keyakinan, keabadian dibalik dibalik kata –kata, dibalik perbuatan bhakti Kemampuan untuk mengalami hal tersebut itulah kecerdasan spiritual. Spiritual untuk dialami dan dirasakan , katanya itulah tujuan kenapa roh dilahirkan. Spiritual bukan membaca dan menghafal buku-buku agama , bukan berkhotbah banyak banyak. Spritual untuk dilaksanakan dan merasakan sendiri manisnya. Bagaimanapun pandainya anda menerangkan tentang buah apel, bagaimanapun ekspertnya anda tentang buah apel, tapi kalau tidak pernah memakan buah apel anda sebenarnya tidak tahu sama sekali yang namanya buah apel. Laksanakanlah tanpa banyak berpikir. Berpikir menyebabkan anda menjadi takut, tidak iklas dan ragu ragu. Kemajuan yang dicapai oleh manusia sekarang berasal dari memeras segala kemampuan berfikir. Dan semua itu dipicu oleh rasa takut. Berfikir seolah olah merupakan senjata pada manusia untuk melindungi diri dan bertahan dibumi dimana tidak dimiliki oleh binatang. Tetapi jika berfikir itu terus diekploitasi secara berlebihan akan melahirkan rasa takut yang berlebihan dan beraneka ragam rasa takut yang menyebabkan manusia dapat merusak lingkungannya bahkan membahayakan sesamanya. Dan dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat dampaknya. Oleh karena itu laksanakanlah kebajikan tanpa banyak berpikir, karena itulah yang namanya kasih. Semeton krama Bali menyebut ”Anak Mula Keto ” Yadnya itu untuk dilaksanakan, tidak untuk dipikirkan untung ruginya. Apalagi untuk diperdebatkan. Yadnya sebuah pembelajaran kepada kita untuk menghilangkan rasa takut, keikhlasan dan kasih seperti apa yang dilakukan oleh seorang ibu kepada anaknya. Terlebih lagi bahwa alam semesta ini diciptakan dengan Yadnya , dengan Kasih oleh Hyang Widhi.

Yang keempat, memakan lungsuran atau makanan yang telah direstuiNYA atau disinariNYA akan sangat bermanfaat untuk kesehatan. Jika kita membiasakan diri secara konsisten bahwa sebelum menyantap makanan kita berdoa lebih dahulu , katakan Inggih Ida Hyang Widhi sane suciang titiyang, saking lugran Ida titiang nunas paican Ida, dumugi titiang seger oger. Maka percaya atau tidak makanan tersebut akan menyehatkan semeton, disamping itu semeton akan memiliki kepekaan terhadap makanan.

Makanan tertentu yang tidak bermanfaat bagi tubuh semeton lama –lama pasti akan ditolak oleh tubuh sameton seperti daging aneh-aneh, bumbu aneh-aneh. Apalagi alcohol dan narkoba. Rasa bakthi itu akan menyebabkan tubuh semeton merespon positip terhadap makanan, menyeleksi dan tidak mengubahnya menjadi suatu penyakit. Tidak mengubahnya menjadi kanker. Karena seluruh system kerja DNA dalam sel-sel tubuh kita dikontrol oleh Prahyangan, oleh Paramaatman oleh Brahman. Bila system kontrol ini tidak dikenali, tidak diaktifkan maka sel-sel tubuh kita akan bekerja sendiri-sendiri dengan tingkat kesalahan yang tinggi. Merasakan nunas lungsuran setiap hari menyebabkan seluruh system neurohormonal dan enzymatik akan bekerja secara sinergi , harmonis dan effisien. Setiap sel memiliki kapasitas menghasilkan lebih dari 4000 jenis enzyme dan baru diketemukan sebagian kecil saja. Sedangkan jumlah sel kita lebih dari 50 trilliun. Dapatkah semeton menjamin tidak ada kesalahan. Sekalipun setiap sel dapat mengenali kesalahannya dan dapat memperbaiki. Tetapi kesalahan yang terlanjur bertubi-tubi akan memanifestasikan penyakit. Siapakah yang mampu mengontrol semua ini. Berserah diri kepada Yang Maha Digjaya karena beliau pemegang kontrolnya. Semeton krama Bali sungguh luar biasa !. Semeton krama Bali sudah mengorbit garis edar yang tepat. Inilah konsep sehat semeton krama Bali.

Akan tetapi jika makanan dijejalkan begitu saja pada tubuh semeton hanya karena menginginkan kenikmatan semata dan pastilah lupa untuk meminta ijin kepada Hyang Maha Pemilik, maka tubuh semeton seperti dipaksa untuk menerima semua makanan tersebut. Makanan itu akan mengakibatkan polusi di areal Palemahan tubuh semeton yang lama kelamaan akan tertimbun sebagai penyakit. Sehingga terjadi tingkat kesalahan kerja sel yang tinggi. Asupan energy yang berlebihan akan menimbulkan sampah metabolisme yang berlebihan yang akan menyebabkan kerusakan DNA ( DNA damage). Sebuah sel mempunyai kesempatan membelah diri sebanyak 50 kali selama hidupnya,. Asupan energy berlebihan akan mempercepat ritme pembelahan tersebut sehingga proses ketuaan, penyakit dan kematian akan cepat datangnya.( aging process theory). Sekarang banyak anak-anak dijejali makanan oleh orang tuanya begitu saja karena tidak sempat ngurus atau karena kecemasan sosial ( high social pressure) atau takut sakit atau termakan oleh bisikan iklan di Televisi atau dan lain-lain, sehingga anak tersebut menjadi tambun seperti karung beras dan dokter mendiagnosis sebagai malnutrisi ( salah nutrisi ).

Sekarang tampaknya anak-anak jarang diajarkan metapa brata. Semeton krama Bali jaman dulu mengajarkan anaknya melakukan tapa brata, bukan karena Bali jaman dulu kurang makmur tetapi anak-anak rajapun melakukan tapa brata. Apakah anak raja kurang makan ?. Jadi dengan menyadari bahwa makanan itu pemberian Hyang Widhi maka makanan tersebut menjadi menyehatkan, tertakar serta terseleksi secara sendirinya ( secara otomatis). Mebrata akan menyehatkan dan memperpanjang usia. Mebrata secara konsiten, teratur dan berkala pada hari –hari tertentu lebih baik dari pada mebrata secara marathon tapi tidak konsiten.

Semeton krama Bali sudah lama mengetahui rahasia ini. Semeton krama Bali makan untuk hidup bukan hidup untuk makan. Lihatlah kalau ibu sehabis memasak didapur maka beliau akan membuat jotan ( Yadnya Cesa), yaitu pertama makanan tersebut harus dibagikan dulu kepada mahluk lain selain manusia baik yang tampak maupun yang gaib. Karena manusia tidak boleh serakah. Karena manusia sebenarnya bukan pemilik makanan apapun. Sesudah langkah proses itu selesai barulah boleh makan bersama. Sikap hidup seperti ini menyebabkan semeton krama Bali selalu ingat bahwa mahluk lain selain manusia juga adalah ciptaan Hyang Widhi. Sama –sama menjalani kehidupan. Sama-sama mengabdi. Sama-sama ngayah.

Ada yang mengatakan ini tidak logis, tidak masuk akal, terlalu di buat-buat. Jawabannya memang tidak logis dan pasti tidak logis. Karena logis atau tidak logis adalah produk pikiran, produk neo cortex, produk intlegensi. Tetapi ini adalah pendidikan pengembangan rasa, pengembangan kesadaran, pengembangan kecerdasan emosi dan spiritual. Dapatkah semeton menjawab dengan otak kenapa sameton terdampar di planet ini, planet Bumi yang hanya setitik debu di galaxy Bima sakti ?. Siapa arsiteknya dibalik semua itu ?.

Semua makanan berasal dari tanah. Buah diambil oleh pohon dari zat di dalam tanah. Pohon adalah perangkat bionic super canggih, mampu merubah tanah menjadi buah. Sampai kapanpun manusia tidak akan mampu membuat mesin yang merubah tanah menjadi buah. Begitu pula daging sapi, daging kambing, daging kerbau berasal dari rumput. Rumput berasal dari tanah. Rumput akan dirubah menjadi susu oleh sapi dalam hitungan jam dan dirubah menjadi daging dalam hitungan hari.

Tada bedanya air. Air adalah zat cair yang selalu murni. Walaupun air dapat melarutkan berbagai zat lain, akan tetapi air tidak melekat kedalam zat. Air yang kita minum sudah berada di planet Bumi ini sejak jutaan tahun silam, jumlah air tersebut tetap sama dari sejak dulu. Air tersebut sudah mengalami siklus perjalanan yang sangat panjang. Pernah menjadi air buah, air kencing kuda, air hujan, air bah, bahkan pernah menjadi air bangkai sekalipun akan tetapi keadaan air tersebut tetaplah murni adanya. Matahari akan menguapkan air disiang hari, memisahkannya dengan berbagai zat yang melarut didalamnya, lalu menjadi air hujan dan kembali terserap kedalam tanah menjadi mata air. Begitulah alam telah mengatur kemurnian air untuk kehidupan mahluk di Bumi.

Begitu pula udara yang kita hirup setiap hari, adalah suatu gas yang dihirup dan dihembuskan juga oleh mahluk-mahluk lainnya diatas permukaan Bumi. Udara yang sama yang juga dikentutkan oleh hewan-hewan lainnya. Demikian fisik kita bergabung dan berbagi hidup bersama dengan semua mahluk lainnya dalam suatu ekosistem yang senasib sepenanggungan. Kesadaran ini menyebabkan semeton krama Bali melaksanakan Yadnya Cesa.

Kita tidak mungkin bertahan begitu lama di planet ini, paling lama seratus tahun. Kita hanya singgah saja di planet ini untuk menemukan sang jati diri ( Pawongan ) dan menikmati kebahagiaan ( Prahyangan) bukan untuk memiliki dunia ( Palemahan).

Masih banyak lagi aktivitas semeton krama Bali yang mencerminkan pendidikan emosi dan spiritual untuk meciptakan manusia yang utuh dan lengkap yaitu manusia yang memiliki kecerdasan intlektual tinggi, memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dan memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi. Suatu ciri manusia sempurna semeton krama Bali adalah selalu berorientasi pada Prahyangan, menjalankan, melakoni nilai-nilai mulia Pawongan dan tidak memiliki keterikatan yang melekat pada Palemahan.

Berbaur dengan budaya dan tehnologi mancanegara mudah-mudahan tidak menyebabkan abrasi pada zone Pawongan dan Zone Prahyangan semeton krama Bali.

Mecaru, Apakah Logis ?

http://farm2.static.flickr.com/1421/534189657_4848b3fd7b.jpg


Butha Kala adalah dua dimensi alam ini. Butha adalah dimensi materi, dimensi fisik, dimensi ruang. Kala adalah dimensi waktu, kesempatan , momentum. Semeton krama Bali sudah tahu bahwa alam ini adalah ruang. Ruang dari ukuran paling kecil ( mikrokosmos) sampai paling besar ( makrokosmos). Manusia modern baru mengetahui bahwa 99,99 % atom adalah ruang kosong. Begitu pula tubuh manusia hanyalah kumpulan rongga-rongga. Sebagian rongga berisi zat cair dan sebagian lagi berisi udara. Hampir 99,99 % tubuh manusia adalah rongga-rongga atau ruang. Pada DNA kitapun disediakan ruang kosong sehingga susunan molekul molekulnya membentuk pegas ( yitu dua garis sejajar yang melingkar seperti anak tangga atau Double Hellic) Alam semesta ini adalah 99,99% ruang kosong, planet Bumi hanyalah setitik debu yang mengambang diruang angkasa yang kosong , diruang langit tak bertepi. Jadi hidup manusia ditentukan oleh ruang, berada dalam ruang, dipenuhi oleh ruang, oleh Butha. Oleh karena itulah semeton krama Bali selalu mengingatkan akan keberadaan dimensi Butha ini.

Demikian juga dimensi Kala atau waktu. Waktu itu tidak tampak, tidak terasa, tidak terhitung dan tak terprediksi. Kita merasakan adanya siang dan malam karena Bumi berputar pada sumbunya. Kita bisa mengitung hari karena Bumi beredar mengelilingi matahari. Fenomena ini memberikan kesempatan kepada manusia untuk menciptakan waktu yaitu waktu ciptaan manusia. Coba kalau Bumi ini diam, maka waktu sulit dihitung , sulit diprediksi. Sebagian orang dimuka bumi ini akan mengalami siang selamanya. Akan menjadi kering, tandus dan terbakar. Sebagian orang lagi akan melihat malam selamanya. Akan kedinginan, membeku menjadi es.

Pernahkah semeton berlayar ditengah lautan luas sehingga tak tampak daratan sama sekali, maka kapal akan terasa diam tak bergerak. Atau pernahkah semeton terbang dengan ketinggian diatas 30.000 fit, maka pesawat akan terasa diam tak bergerak. Lebih-lebih lagi kalau kita berada di ruang angkasa jauh diluar Tata Surya, diluar galaxy Bimasakti, maka waktu seakan –akan tidak ada. Se akan –akan saja, karena waktu tidak menampakkan dirinya. Tetapi waktu itu ada , waktu itu adalah keberadaan. Ada tapi tiada. Tiada tapi ada. Wujud apakah gerangan yang disebut waktu?.

Waktu akan melahap semuanya, melindas semuanya, menghanyutkan semuanya. Waktu sangatlah mahakuasa, tak ada yang sanggup mengendalikannya. Wajah waktu sangatlah menyeramkan. Semeton krama Bali menyebut Sang Hyang Kala Maya. Waktu adalah Tuhan. Yang dimaksud Kala disini bukanlah waktu ciptaan manusia. Bukan pagi,siang, sorenya manusia. Bukan jam 6,7,8nya manusia. Waktu manusia terjadi dalam sang waktu dalam sang Kala. Pagi siang sorenya manusia terjadi dalam sang waktu dalam sang Kala. Siapakah yang mengendalikan dimensi ruang (Butha) dan siapakah yang mengendalikan dimensi waktu (Kala)?. Maka semeton krama Bali akan melakukan upakara persembahan kepada kedua dimensi yang sangat maha kuasa itu. Karena semeton krama Bali hidup didalam kedua dimensi itu, karena semuanya ditentukan oleh kedua dimensi itu.

Pada hari menjelang hari raya Nyepi, yakni pada hari Pengerupukan, satu hari sebelum hari Nyepi, semeton krama Bali akan mecaru. Membuat ogoh-ogoh yaitu mahluk-mahluk dengan berwujud sangat menyeramkan. Ogoh-ogoh ini di usung bersama keliling kota atau desa, lalu pada saat malam hari ogoh-ogoh ini dibakar.

Ogoh-ogoh ini disimbulkan sebagai wujud Butha Kala, yaitu perwujudan ruang dan waktu. Dengan membakar perwujudan ruang waktu, maka semeton krama Bali bertujuan membebaskan diri dari ikatan konotasi ruang waktu yang selama ini terasa mengimpit. Semeton krama Bali ingin keluar dari batasan –batasan dan paradigma ruang waktu, dari kesempitan, dari kepicikan, dari fanatisme membuta. Semeton krama Bali ingin menuju keluasan pandangan yang melampaui ruang waktu, menembus dualitas, menembus ekstrateritorial. Semeton krama Bali ingin bergabung dengan kesemestaan dengan keberadaan. Karena besoknya semeton krama Bali akan Nyepi, akan bermeditasi. Dalam bermeditasi sudah tidak boleh ada lagi konotasi ruang waktu.

Pada hari Nyepi, yang terdiri dari nyepi karya (tak boleh bekerja), nyepi geni (tak boleh menyalakan api, termasuk api amarah), nyepi lelangonan (tak boleh bepergian). Melakukan mona brata (tak boleh bicara). Duniapun terasa seolah olah berhenti. Saat itulah semeton krama Bali akan bermeditasi, mengheningkan pikiran, berjalan ke dalam diri, menuju Sunya Loka. Ketempat kesunyian tak terdifinisikan, ketempat waktu dan ruang tak eksis lagi, ketempat asal sebelum mewujud kedalam badan, ke tempat Prahyangan, ke tempat fitrah.

Keesokannya lahirlah manusia baru, lahir dari kesadaran Prahyangan. Lahir dari langit ke Ilahian. Bunga lama telah gugur, tumbuhlah bunga yang baru. Tumbuh dari pohon Prahyangan. Pohon kesadaran semesta. Lalu kuncupnya mengembang dan semerbak. Semeton krama Bali sudah mekules, sudah berganti kulit, kayak ular.

Tri Hita Karana Dan Logika Modern

http://gnarleybali.files.wordpress.com/2008/08/bali11.jpg

Tri Hita Karana adalah sebuah konsep hidup yang sudah dipraktekkan di pulau Bali sejak jaman dahulu.

Tri berarti Tiga, Hita berarti Kemuliaan, Karana berarti Penyebab. Jadi terjemahan secara bebas adalah tiga penyebab kemuliaan manusia, atau tiga jalan menuju kemuliaan manusia. Ke tiga jalan itu merupakan jalan kesadaran.

Sehingga Tri Hita Karana berarti trinitas kesadaran universal yaitu kesadaran akan ke Tuhanan, kesadaran akan kemanusiaan dan kesadaran akan keduniawian. Demikian konsep Tri Hita Karana dapat diterapkan baik pada Buana Agung maupun pada Buana Alit.

TRI HITA KARANA PADA BUANA AGUNG

Adapun Tri Hita Karana pada buana agung dapat dibagi menjadi Makrokosmos ( alam semesta) dan Mikrokosmos ( atom). Dalam hal ini Tri Hita Karana adalah sebuah konsep topografi fisikal yang mengandung ajaran kiblat, ajaran pusat orbit atau garis edar kehidupan yang benar pada alam semesta. Zone topografi ini terdiri dari zone Prahyangan, Zone Pawongan dan Zone Palemahan.

Prahyangan

Dalam kehidupan se hari-hari zone Prahyangan adalah zone yang disucikan, jauh dari hiruk pikuk kegiatan manusia. Zone ini adalah zone yang disakralkan, tempat kegiatan –kegiatan yang bersifat keTuhanan. Tetapi zone ini berarti juga tempat menemukan kesadaran semesta, tempat menyadari asal muasal segala sesuatu, tempat mengheningkan pikiran dan tempat memohon inspirasi.

Di alam jagat raya, zone ini mirip pusat Black Hole. Tempat pusat edar dimana galaxy –galaxy berputar mengitarinya lalu bintang –bintang tercipta dan lenyap disitu. Planet-planet sebesar bumi bisa dimampatkan menjadi sekeping uang logam lalu lenyap.

Pada Tata Surya maka matahari adalah Prahyangan, karena matahari adalah sumber kehidupan, tanpa cahaya matahari maka seluruh bumi ini akan beku. Bumi berputar dan beredar mengelilingi matahari sebagai pusat orbit.

Dalam alam pedesaan maka gunung adalah orientasi sebagai arah Prahyangan, sehingga Pura Puseh ( atau Pura Pusat ) ada disebelah utara atau arah gunung.

Sedangkan didalam pekarangan rumah maka arah kaja kangin atau tenggara adalah pusat orbit atau Prahyangan. Ditempat inilah didirikan tempat persembahyangan. Areal ini letaknya paling belakang kalau dilihat dari pintu masuk pekarangan sehingga jarang dilewati manusia( penghuni rumah maupun tamu ).Tempat ini kadang –kadang dibuat agak tinggi, lebih tinggi dari tempat hunian. Semeton krama Bali jaman dulu menyiapkan areal ini cukup luas hampir sepertiga dari luas areal hunian atau pekarangan. Segala kegiatan suci yang bersifat keTuhanan dilakukan ditempat ini. Ditempat ini orang tidak boleh berkata kasar atau memaki, tidak boleh mabuk-mabukan dan wanita yang sedang menstruasi tidak boleh menginjak areal ini.

Pada buah-buahan maka biji atau inti buah adalah Prahyangan karena biji merupakan inti kehidupan yang nanti dapat tumbuh menjadi pohon baru.

Sedangkan pada atom maka inti atom atau proton merupakan Prahyangan. Inti atom ini mengandung lebih kurang seratus ribu proton yang akan melepaskan energy . Sebuah proton akan lepas dalam waktu 10 pangkat 32 tahun sekali. Dalam inti atom ada kekuatan Purusa dan Pradana atau kekuatan saling tolak menolak dan tarik menarik yang sama kuatnya sehingga atom tersebut tetap stabil. Inti atom merupakan pusat orbit garis edar subpartikel –subpartikel atom.

Pawongan.

Di alam semesta maka galaxy-galaxy adalah zone Pawongan, tempat kehidupan mahluk-mahluk. Setiap bintang ( matahari ) memiliki planet-planet yang beredar mengitarinya. Paling sedikit ada satu atau dua planet yang bisa dihuni oleh mahluk hidup.. Seperti pada planet bumi terdapat manusia. Diperkirakan pada galaxy Bima sakti saja terdapat lebih kurang 400. juta matahari atau bintang. Berarti paling sedikit ada 400 juta planet yang dihuni oleh mahluk. Sungguh jarak antar bintang tersebut sangatlah jauh sekali, sehingga mahluk dalam planet pada bintang yang satu tak akan pernah bisa bertemu dengan mahluk pada planet bintang yang lain. Ukuran jarak antar bintang adalah tahun cahaya, artinya berapa tahunkah waktu yang dibutuhkan oleh seberkas cahaya untuk melesat mencapai suatu planet lain antar bintang. Cahaya memiliki kecepatan 300.000 km/ detik. Sedangkan jarak antar bintang rata-rata diatas satu juta tahun cahaya. Jika kita bisa membuat sebuah pesawat dengan kecepatan cahaya berarti kita harus mempunyai usia diatas satu juta tahun untuk bisa mencapai bintang lain. Suatu hal yang sangat mustahil. Akan tetapi perlu dicatat bahwa galaxy-galaxy tersebut berputar mengelilingi Black Hole sebagai pusat orbit. Membuktikan pula bahwa pusat orbit Pawongan adalah Prahyangan.

Pada Tata Surya maka Bumi adalah zone Pawongan karena diplanet ini terdapat kehidupan. Bumi beredar mengelilingi Matahari, sebagai gambaran untuk lebih memperjelas bahwa pusat orbit Pawongan adalah Prahyangan. Kenapa Bumi beredar mengelilingi Matahari ? Sampai saat ini belum ada jawaban yang memuaskan. Bumi akan menyelesaikan sekali edarnya dalam waktu satu tahun. Bayangkan betapa tingginya kecepatan Bumi melesat dilangit hampa menempuh jarak yang amat panjang yaitu mengelilingi Matahari. Saking kecilnya manusia dibanding Bumi maka hal itu tidak terasa. Bahwa kita berdiri diatas sebuah benda langit yang namanya planet Bumi yang kedudukannya mengambang dalam ruang hampa tak bertepi. Jika dibandingkan dengan besarnya galaxy Bima Sakti dimana Matahari kita merupakan salah satu anggota bintang –bintangnya maka planet Bumi kita hanya merupakan setitik debu. Berarti kita hidup dan berdiri diatas benda langit yang hanya setitik debu dibandingkan dengan luasnya alam semesta.

Dalam alam pedesaan maka tempat hunian atau rumah-rumah tinggal penduduk desa disebut areal Pawongan. Disini terjadi aktivitas kehidupan, tempat terjadi komunikasi dan interaksi antar personal. Tempat kreativitas kehidupan, tempat lahirnya tehnologi dan budaya. Tempat ini letaknya lebih rendah atau kearah selatan atau kearah laut dibandingkan dengan Pura Puseh atau Zone Prahyangan. Seluruh penduduk desa akan berkiblat bahwa Pura Puseh sebagai tempat dihulu atau diluhur.

Dalam pekarangan rumah, maka rumah –rumah tinggal adalah merupakan zone Pawongan. Tempat bereproduksi, membesarkan anak dan membina rumah tangga, berkomunikasi dan lain-lain aktivitas kehidupan sehari-hari. Di Bali ada yang bernama bale daja, bale dauh atau bale dangin yang semuanya diatur berdasarkan seni dan arsitektur tradisional Bali atau menurut Asta Kosala Kosali.

Pada buah-buahan maka isi atau daging dari buah merupakan zone Pawongan, karena bagian buah tersebut mengandung zat yang berisi zat gula ( glukosa), zat daging ( protein) dan lemak Bagian ini akan berguna sebagai cadangan makanan bagi sang biji yang tertanam ditanah, dan juga bagian ini merupakan makanan bagi mahluk lain seperti manusia dan binatang. Ini merupakan zat hidup atau zat kehidupan. Tetapi bagaimanapun bagian isi buah ini bertujuan untuk menyelamatkan biji agar dapat tumbuh atau dapat menyebar dan berkembang. Penyebaran ini secara tidak langsung dilakukan oleh binatang atau manusia. Jika bagian ini tidak enak atau tidak berguna maka penyebaran dan perkembangbiakan akan terhambat. Dengan kata lain tanpa isi /daging buah, biji buah atau inti buah tidak akan bisa bertumbuh dan berekspresi. Daging buah seakan merupakan penuntun karma bagaimana dan kemana nantinya nasib biji itu akan tumbuh dan berkembang.

Pada atom maka zone Pawongan ini terdapat pada atmosfir atom yang merupakan tempat reaksi-reaksi sub-partikel atom untuk menghasilkan energi dalam pembentukan electron. Banyak sekali terdapat sub-partikel atom disini antara lain,: Quark, Lepton, Neutrinio, Muon, Gluon, Meson, Positron dan lain-lain. Tanpa sub –partikel ini electron tak akan terbentuk atau energy tak akan ada.

Palemahan.

Palemahan adalah orbit terluar dari Tri Hita Karana, adalah kulit atau pembungkus atau penampakan luar. Dalam jagat raya maka Tata Surya adalah Palemahan, karena kita hanya bisa melihat Matahari dan Bulan. Kita tidak bisa melihat galaxy secara jelas.

Begitu pula pada tatanan Tata Surya maka kita hanya bisa melihat Bulan secara utuh, kita bisa melihat Matahari akan tetapi tidak mampu menatap secara terus menerus, sehingga Bulan berposisi sebagai Palemahan.

Sedangkan pada alam pedesaan, Palemahan adalah berkedudukan diluar desa menuju arah selatan atau laut. Palemahan adalah tempat sawah atau ladang atau sesuatu yang berhubungan dengan tempat bekerja mencari makan.

Dalam pekarangan rumah, dapur berposisi sebagai Palemahan dan terletak didepan dekat dengan pintu masuk pekarangan.

Sedangkan pada buah-buahan Palemahan adalah kulit luarnya atau penampakan luarnya. Kadang –kadang orang terkecoh dengan kulit luarnya, kelihatannya menarik, enak dan manis tetapi ternyata tidak jarang rasanya kecut atau hambar. Kulit luar hanya untuk menarik perhatian sesaat atau untuk mengelabui peminatnya. Demikian Palemahan adalah kulit luar yang tidak sejati.

Pada atom Palemahan adalah lintasan luar electron. Lintasan ini sangat tidak stabil, mudah terjadi reaksi atau perpindahan electron ke atom-atom lainnya sehingga terjadinya ikatan kimiawi. Palemahan keadaannya tidak stabil, selalu berubah-ubah.

Palemahan bukan menjadi pusat orbit akan tetapi menjadi kulit luarnya suatu orbit, ia merupakan pelengkap dari keberadaan dalam konsep Tri Hita Karana. Akan tetapi kebutuhannya essensial, atau cukup sedikit dan tidak perlu banyak. Dengan kata lain sedikit saja sudah cukup. Karena Palemahan ini kalau terlalu banyak akan menyebabkan polusi pada Pawongan dan Prahyangan, berupa asap, sampah atau kotoran, kebisingan dari kesibukan dan sebagainya. Palemahan disebut juga arena daur ulang, memasak atau memakan adalah proses daur ulang terhadap alam.

Dalam konsep Tri Hita Karana orbit terdalam adalah Prahyangan, merupakan orbit tujuan atau obyek. Sedangkan Pawongan adalah subyek atau pelaku, tempat kreativitas atau pembuat karma. Palemahan adalah orbit terluar sebagai pelengkap. Bukan sebaliknya Palemahan adalah Obyek atau tujuan. Hidup bukan bertujuan untuk makan tetapi makan penting untuk hidup.

Apa Sih Ajeg Bali Itu ?

http://www.armer-tropf.de/photos/bali/bali_tempel4.jpg


Ajeg mempunyai pengertian tetap tegak, tidak goyang, kukuh, tetap dianut dan dilaksanakan.

Lalu kita ingin bertanya, apakah yang bisa memenuhi kriteria seperti itu ?.Bangunan yang sekokoh apapun akan runtuh. Tinggal menunggu waktu. Kerajaan Astina Pura lenyap dimakan waktu. Kekaisaran Romawi, kejayaan Yunani kuno lenyap. Faham- faham, idealisme- idealisme di dunia bertumbangan, partai- partai berjatuhan. Semua tidak kuasa melawan sang waktu. Semua dengan patuh dan tunduk mengikuti arus aturan alam semesta yaitu Utpati, Stithi dan Pralina ( Penciptaan, Pemeliharaan dan Peleburan).

Begitulah daur ulang kehidupan. Bukan saja manusia, setiap mahluk didunia ini memiliki masa hidup terbatas. Semua masa hidup itu memiliki waktu maksimal seratus tahun. Semut tampak hidup 5 hari tetapi ia hidup dalam seratus tahunnya semut, capung memiliki usia 3 hari tetapi itulah seratus tahunnya capung.

Planet-planetpun memiliki usia 100 th, mataharipun memiliki usia 100 th dan bintang-bintangpun memiliki usia 100 th yaitu seratus tahunnya planet, seratus tahunnya matahari dan seratus tahunnya bintang. Para Dewapun memiliki usia seratus tahun, dikatakan bahwa Dewa Brahma memiliki usia seratus tahun juga. Asal tahu saja 12 jam waktu Dewa Brahma sama dengan 84 millyar tahun waktu manusia.

Dalam kehidupan manusia selalu ada dua kekuatan yang saling tarik menarik dan saling tolak menolak yaitu kekuatan pro status quo dan kekuatan pro reformasi. Akan tetapi bagaimanapun kekuatan pro reformasi pada akhirnya akan menang karena searah dengan hukum alam semesta.

Lalu bagaimana dengan Bali, budaya Bali ?.Apa yang di ajegkan ?. Apakah semeton krama Bali harus kembali seperti Bali dahulu?. Berpakaian seperti semeton krama Bali jaman dahulu. Menari seperti orang Bali jaman dahulu? Kalau dipaksakan hal ini akan terasa lucu. Seperti seorang wanita yang saat ini sudah berusia 45 tahun, tubuhnya sudah tambun tak karoan karoan lantas disuruh berpakaian genit seperti saat dia masih seorang gadis berusia 17 tahun. Beh! Tampak aneh bin ajaib. Sekarang jaman digital, semuanya serba digital. Ajeg Bali adalah tetap ajegnya roh Bali. Roh yang melahirkan budaya Bali yaitu TRI HITA KARANA.

jasa arsitektur rumah dan desain villa, klik disini...