jasa arsitektur rumah dan desain villa, klik disini...

Tuesday, December 13, 2011

PIKIRAN ADALAH SENJATA


Jika binatang membela diri atau mempertahankan diri dan komunitasnya dengan fisik, kuku tajam, taring dan sebagainya, maka manusia mempertahankan diri dengan pikirannya. Bagi manusia pikiran adalah senjata untuk mempertahankan hidup diatas planet ini. Karena memiliki kemampuan berpikir yang lebih kompleklah manusia survive diatas mahluk mahluk lainnya di atas permukaan Bumi ini.

Jadi pikiran adalah The Weapon. Oleh karena itulah pikiran adalah senjata tajam yang bisa melukai diri sendiri ,orang lain atau lingkungan. Hindhu mengajarkan berhati hatilah dengan pikiran. Selalu selaraskanlah pikiran kata kata dan perbuatan pada suatu garis linier. Jika ada penyimpangan atau diversi/ distorsi antara pikiran kata kata dan perbuatan itu suatu pertanda kesalahan mengelola diri , atau bahkan cendrung mengarah pada Crime..

Manuver ini disebut Tri Kaya Parisudha. Kedamaian akan dapat diraih lewat pelaksanaan yang nyata dan konkrit terhadap Tri Kaya Parisudha. Tri Kaya Parisudhalah merupakan cikal bakal tercapainya penerapan kehidupan masyarakat Tri Hita Karana. Dengan kata lain untuk terlaksanannya Tri Hita Karana maka laksanakan dulu Tri Kaya Parisudha dengan benar. Dalam masyarakat modern dan maju secara tak langsung mereka melaksanakan Tri Kaya Parisudha yang dituntun dengan mematuhi aturan aturan yang berlaku. Sabar untuk antre yang panjang, berani mengatakan tidak terhadap hal hal yg dia tak suka. Berlaku jujur dalam tugas dan pekerjaan. Itu adalah bentuk pelaksanaan Tri Kaya parisudha. Maka akan tercipta masyarakat Tri Hita Karana. Sesuai dengan namanya Tri artinya tiga. Hita artinya kebahagiaan, dan karana artinya Penyebab. Jadi ada tiga penyebab utama menuju jalan kebahagiaan. Yaitu Prahyangan adalah tautan yang harmonis dengan kesadaran murni (Tuhan), Pawongan tautan yang selaras seimbang dan harmonis antara sesama umat manusia, dan Palemahan adalah tautan yang harmonis dengan lingkungan alam Semua itu cerminan dari Canthih

Pikiran mempunyai sifat sifat defensip dengan selalu membangun rasa takut dan cemas. Rasa takut dan cemas inilah salah satu pemicu eksistensi kebablasan dari peradaban manusia. Rasa takut akan membuat rasa bersaing, rasa curiga dan rasa marah.. Rasa takut dan cemas juga yang membangun suatu budaya apa yang disebut sebagai kemajuan tehnology. Ekploitasi besar besaran terhadap pikiran untuk menutupi rasa cemas dan takut menyebabkan manusia membangun benteng baja dengan lingkungannya, juga antara sesama agar perasaan aman dapat di obati.

Ekploitasi terhadap pikiranlah yang melahirkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah bagai pisau bermata 2 , bisa di gunakan untuk hal bermanfaat bisa juga untuk hal yang membahayakan.( Rhwa Bineda).

Oleh karena itu profesionalisme harus dibatasi oleh rambu rambu aturan profesionalisme atau hukum. Kalau tidak akan berlaku hukum ”yang bodoh bisa dibodohi”. Profesionalism is Crime. Jika ilmu pengetahuan dipergunakan salah atau berada pada tangan orang yang salah sangatlah berbahaya. Harus ada keseimbangan antara hati dan pikiran, sehingga tercipta Chantih.

Pikiran dalam hal tertentu bertentangan dengan hati. Misalnya ketika seorang pedagang nasi melihat ayam , maka dia berpikir ayam itu baik untuk dipotong lalu dagingnya dimasak untuk dijual. Tapi seorang penyayang binatang lebih cendrung memelihara ayam itu, lain lagi seorang dokter hewan memikirkan jangan jangan ayam itu membawa virus flu burung. Seorang bebotoh atau penjudi sabungan ayam melihat ayam itu baik untuk di adu. Tapi kalau melihat dengan hati maka ayam itu juga mahluk seperti kita, lebih baik jangan terlalu di ekploitasi, sayangi dia dan mamfaatkan hanya bila sangat perlu saja.

Kelas kelas Baratlah yang mengajarkan ekploitasi terhadap pikiran, anak anak dari kecil diajarkan berfikir dan mengasah pikirannya. Mereka sebut kecerdasan.padahal mereka sedang mengasah senjata. Mereka percaya bahwa pikiran berada dalam otak. Mereka tidak mengenal kecerdasan hati yang jauh lebih cerdas dari pikiran , mereka tidak mengerti hukum keseimbangan yang merupakan hukum fundamental dari hukum semesta yaitu Chantih.

Pada saat Candi Borrobudur di buat th 825 orang orang Barat baru bisa membuat tungku. Pada saat itu orang Indonesia telah tahu tehnik membersihkan hati dan pikiran ( Meditasi & Yoga) yang merupakan sumber kebahagiaan ( Chantih). Sedangkan saat itu orang Barat baru belajar membersihkan gigi. Sungguh kenapa sekarang kita mengalami degradasi dalam segala kecerdasan ?

Bangunlah kecerdasan hati sebanyak banyaknya., dan gunakanlah kecerdasan pikiran hanya bila perlu saja, agar tercipta kehidupan Chantih dan masyaralat chantih. Pengetahuan yang di dapat dari pikiran tidak bersifat absolut dan universal, pengetahuan itu bersifat nisbi dan sementara. Karena besok besok pasti ada yang menemukan hal baru yang lebih baik, dan begitulah seterusnya yang lama di buang dan muncullah yang baru. Terus akan begitu tidak tahu sampai dimana ujungnya.

Menurut Budha ujung ujung dari semua itu adalah Dukka, adalah ketidak puasan. Pikiran tidak pernah mengenal kecukupan hati. Tidak pernah mengenal kedamaian. Dan tidak pernah mengenal kebahagiaan. Hatilah yang mengenal semua itu.

Bahkan para ahli atom abad ini di pusat atom Berkley telah menemukan kesalahan kesalahan theory relativitas Einsteins dalam buku ”The Einsteins Mistakes”.padahal sebelumnya Einstein dianggap sebuah kebenaran, seorang Bhagawan of Science. Sungguh alam ini tak terbatas untuk dijelajah. Alam ini maha rahasia( Achintya). Alam ini sangat elastis, mau mau saja. Tergantung kaca mata apa yang anda pakai. Jika anda menggunakan kaca mata merah maka alam ini akan tampak merah. Jika anda mengunakan kaca mata biru maka akan tampak biru. Jika kita melihat rumput berwarna hijau apakah sapi, kambing, anjing atau burung juga melihat hijau ? Bagaiman mereka yang butha warna ? Dapatkah kita melihat sinar x ?, sedangkan sinar itu ada..

Alam ini sejatinya tak terpikirkan, dengan kata lain percuma anda mengekploitasi alam ini dengan pikiran. Orang Bali menyebut : ”Anak Mula Keto ” Artinya kalau ingin merasakan hidup damai, hidup Chantih, janganlah terlalu memperdebatkan hal hal sepele dengan pikiran. ” Sing ade ape de” kata Orang Bali. Jalanilah hidup dengan damai di hati, damai di dunia dan setelah itu pastilah kedamaian yang mengantar kita dalam perjalanan Life After Life Journey.

Sungguh Prinsip Anak Mula Keto membutuhkan kecerdasan hati, kesadaran tingkat tinggi, keberanian seteguh baja dan kebeningan pikiran tanpa cela. Hanya mereka yang dalam suasana Chantih yang mampu memahami Prinsip Anak Mule keto. Ikhlas dan benar benar ikhlas dan bahagia. Anak Mula Keto.

Lihatlah perkembangan telekomunikasi saat ini sungguh sangat cepat berubah ubah. Yang jelas ujung ujungnya pengetahuan pikiran hanya akan menyisakan hasil akhir berupa kegelisahan , kecemasan dan ketakutan. Berbeda halnya dengan kecerdasan hati akan memberikan suatu yang absolut, universal, keseimbangan, kedamaian dan keindahan hidup.

Sebaiknya anak anak mulai dari kecil di ajarkan mengenal kecerdasan hati, yang akan mengantar dia kepada kebahagiaan, bukan kecerdasan pikiran melulu yang hasilnya takut, cemas dan gelisah.

No comments:

jasa arsitektur rumah dan desain villa, klik disini...