jasa arsitektur rumah dan desain villa, klik disini...

Monday, September 29, 2014

Arti Sebuah Nama



Sesungguhnya semuanya segala sesuatu di alam dunia ini tak bernama, manusialah yang memberi nama. Oleh karena itu semua nama ini adalah artificial. Dan semua itu terjadi setelah manusia mengenal bahasa. Untuk memudahkan komunikasi mereka membuat nama nama atas segala sesuatu yang merupakan persetujuan lokal atau regional maupun global.

Anehnya mereka semua percaya bahwa nama itu bener bener seakan ada dan nyata, sehingga sering kita jumpai perselisihan, pertengkaran dan bahkan peperangan atas nama sebuah nama. Nama hanyalah sederet huruf yang abstract, yang katanya mewakili benda. Jadi seakan nama itu adalah roh dari sebuah benda.

Saya punya seekor anjing jenis Kintamani warna hitam. Ketika saya dapat anjing itu dari seorang teman dia masih anjing bayi usia 1 bulan. Dia belum bernama. Tapi kemudian saya beri dia nama ”Nero”. Disamping memang anjing itu pintar, saya melihat setiap saya sebut Nero, dia segera datang dan melompat lompat. Saya berfikir bahwa anjing ini bener bener merasa dirinya ada sebagai Nero, dengan kata lain bahwa Nero itu bener bener eksis di alam semesta. Padahal semua itu artificial. Saya sendiri yang menginstal nama Nero kepada si anjing itu. Seandainya saya menginstal nama lain, maka ” Nero anjing ” lenyap di alam semesta.

Begitu juga nama seseorang, termasuk nama kita sendiri masing-masing. Bahwa nama tersebut yang diinstalkan kepada kita oleh orang tua kita adalah murni artificial. Tapi ketika ada seseorang menghina atau menghujat nama kita, kenapa kita merasa sakit ?. padahal seharusnya kita tenang tenang saja. Masa bodoh , mereka kan hanya mencaci atau menghujat sederet huruf huruf. Kalau kita sakit hati karena nama kita di hujat, itu adalah kebodohan yang lucu.

Bukan hanya itu, bahkan orang bertengkar hebat atau berperang karena nama kelompoknya dihujat atau nama negara atau nama agamanya di hujat. Mungkin ada sekitar 20 persen peperangan di dunia ini hanya soal memperebutkan nama. Sesuatu yang cukup lucu.

Nama adalah simbul simbul abstrak yang terus diinstal berulang ulang dari sejak kita bayi sampai tua, yang membuat otak kita yakin bahwa simbul itu adalah diri kita sendiri. Simbul itu benar benar seakan nyata dan eksis di alam semesta. Sehingga ketika kita memaki nama seseorang maka beliau itu bisa meninju kita. Ha ha .....

Dalam kesadaran yang lebih dalam , ketika kita menyelam lebih dalam ke dimensi alam sebelum kita ada, maka semua nama itu lenyap. Nama itu tercipta hanya di alam pikiran. Nama adalah bentuk keterikatan kita yang pertama dalam pembentukan ego. Dalam Hindhu dikatakan ketika ” Purusha” roh suci dari Atman ( percikan Brahman/Tuhan) yang merupakan non fisical material  bertemu dengan ”Prakrithi” yang merupakan fisical material, maka terciptalah sebuah keterikan ( Bonding ) yang disebut ”Guna”.
Guna ini terdiri dari 3 keterikatan yaitu ”Satwam, Rajah, Tamah”.  Nah... ketiga keterikatan inilah yang  membentuk ”Ego” ( sebuah insight yang mengatakan bahwa kamu ada sebagai sebuah diri ” you are exist ” ).

Kemudian sang Ego ini akan membentuk pikiran yang dapat memerintah Pancaindra. Kemudian dari segala data data input yang masuk lewat Pancaindra, pikiran akan merajutnya menjadi sebuah bentukan atau model  yang grand designnya sudah di order oleh sang Ego. Jadi inilah yang disebut faham atau respon seseorang terhadap realita. Sehingga setiap orang memunculkan penotype yang tak bisa persis sama. Setiap orang adalah gambaran dari dirinya, gambaran dari eksistensi ”Guna” , eksistensi dari keterikatan antara ”Purusha dan Prakrithi” . Bagaimanapun gambaran dan tanggapan dia terhadap dunia dan kehidupan itulah gambaran seorang dia, cerminan eksistensi ”Guna”.

Jadi dunia dan kelahiran kita di fisikal material ini adalah pacuan lomba atau perhelatan dalam rangka membangun kesadaran untuk melepaskan keterikatan atau energy Guna itu. Agar kita tak lagi terbelesak kedalam kegelapan Prakrithi, berputar putar dalam siklus Samsara Punarbhawa yang tak ada ujungnya. Lalu di dunia kita akan bertengkar soal nama, mengejar nama, mempertahankan nama, mengejar kemasyuran nama. Kenapa kita seperti anak anak ? . Bermain di taman kanak kanak sampai semalam suntuk, lupa untuk pulang ke rumah ke abadian, lupa menemui  orang tua kita yang sejati yang maha penyayang. Kita semua adalah Purusha, roh suci Atman, sumber kabahagiaan, kekuasaan dan pengetahuan sejati tanpa batas dan abadi.  









Monday, April 21, 2014

BENAR SALAH ITU RELATIF


Pukul sembilan pagi di bulan Januari 2013, udara di kota Singaraja masih terasa dingin. Sesekali ayam jantan berkokok di kejauhan “ kuk...kuruyuuuuuk.......” memecah kedamaian alam. Butha mencoba merayap ke sungai disebelah rumahnya sekedar mencuci muka. Tuli menghampirinya sambil mengepit seekor ayam jantan. Dalam beberapa saat mereka sudah kembali duduk di serambi gubuknya. Tuli mengatakan pada Butha bahwa selama ini ia salah karena ia sesekali berjudi dan ia menyesal. Butha tampak mematung . Kedua telinganya yang tajam mencoba menangkap dengungan  bunyi sayap dua ekor  kumbang  yang aktif berseliweran diatas bunga bunga rumput yang berbau sengak.

Tuli : “ Butha ...aku sekarang menyesal .. karena selama ini aku sering berjudi menyabung ayam.. ..walaupun dengan taruhan kecil kecilan tapi membuat aku tak bisa menabung”.

Butha :” Kenapa menyesal ?”

Tuli :” ya.. seandainya  tidak.....aku sudah punya cukup uang, dan aku kasihan pada ayam ayamku yang mati hanya untuk kesenangan saja “.

Butha :” Bukan itu alasannya “.

Tuli :” Lalu ...apa ?”.

Butha :” Karena kamu kembali kemasa lalu”.

Tuli :” maksudnya ..apa ?”.

Butha :” Waktu tak mempunyai masa lalu dan tak mempunyai masa depan, waktu hanya mempunyai masa kini  , saat ini atau kekinian”.

Tuli : “Maksudnya apa.... ?.” Tuli jadi bingung.

Butha :'” Coba sekarang kamu mengingat masa lalu yang menyakitkan, maka saat ini puluhan jenis molekul hormon sedih akan berhamburan dalam tubuhmu. Dan itu akan memicu  sistem syarafmu, sistem kelenjarmu. Jantungmu akan berdetak lebih keras, napasmu akan memendek dan kelenjar lacrimalis dalam matamu akan melelehkan air, hidungmu akan merasa tersumbat karena aliran darah meningkat disitu dan kelenjar kelenjar disana mengeluarkan cairan. Semua hal itu terjadi saat ini, bukan di masa lalumu. Rekaman di otakmulah yang menyatakan itu sebuah masa lalu yang kamu buka lagi filenya. Padahal file itu sudah menjadi milik masa kini.

Tuli :.”..????”.

Butha :”  Kamu adalah kumpulan berjuta juta trilliun atom yang selalu melakukan perjalanan quatum, begitu juga alam semesta ini. Tak ada suatu kekuatan apapun yang mampu memposisikan ulang kedudukan perjalanan quatum atom atom itu keposisi sebelumnya.  Oleh karena itu waktu tak mempunyai masa lalu. Jika seseorang X bergerak  dari titik A ke titik B memerlukan waktu 10 menit. Lalu orang mengatakan bahwa titi A adalah masa lalu X  10 menit sebelumnya., padahal tidak. Jika X dikembalikan lagi ketitik A semula bukanlah berarti X kembali kemasa lalunya. Akan tetapi inilah posisi X yang baru. Sama dengan kamu pulang kampung bukanlah berarti kamu kembali kemasa lalu atau masa kecilmu dulu, tapi inilah posisimu yang terkini “.

Tuli: “ Jadi waktun itu tidak ada ..? “

Butha :'” Sebuah lukisan yang di buat th 1800an dianggap  sebuah karya masa lalu. Padahal posisi  atom atom pada lukisan itu saat ini tak sama dengan posisi atom atomnya saat lukisan itu  di buat. Masa lalu adalah sebuah imajinasi  saja, waktu tak mempunyai masa lalu. Oleh karena itu kamu tak usah menyesal  karena sebuah imajinasi. Kosongkan otakmu dari file file seperti itu karena kamu tidak harus hidup dalam imajinasi dan kamu bukan mahluk imajiner”.

Tuli:” Apakah waktu tidak juga mempunyai masa depan ..?”.

Butha :” Oh tentu tidak . Itupun sebuah imajinasi.  Ketika kamu tak mampu hidup pada kekinian  maka kamu akan melarikan diri kesuatu masa waktu imajiner yang lain, dan itu yang kamu sebut masa depan.”

Tuli:” Lalu kenapa ada hari, bulan, tahun dan sebagaianya ..?, apakah itu bukan waktu ..?.”

Butha :” Planet Bumi disamping berputar pada sumbunya, juga berputar mengitari Matahari. Bulan juga berputar mengitari Bumi, Bulan juga ikut berputar mengelilingi Matahari bersama sama Bumi.  Matahari bersama planet planet yang mengitarinya juga berputar pada garis edarnya di dalam Galaxy. Lalu Galaxy bersama bintang bintang di dalamnya beredar pada garis edarnya di alam semesta. Dari peredaran peredaran inilah orang membuat waktu apa yang disebut hari, bulan, tahun dan sebagainya. Itu semua adalah waktu buatan manusia, itu waktu palsu bukan waktu alam. Pagi  yang kamu sebut sebagai pagi kemarin sama sekali  bukanlah pagi saat ini”.

Tuli:” Bagaimana caranya orang bisa selalu hidup dalam kekinian ?”.

Butha :” Apabila kamu sesering mungkin membersihkan segala file file dan data data diruang otakmu. Beberapa tehnik meditasi mengajarkan cara cara itu. Pabila kamu sudah mampu menjadi sangat damai  dengan ketenangan yang dalam  maka kamu bisa menikmati kekinian yaitu sang waktu. Tetapi jika otakmu dan  pikiranmu selalu dipenuhi oleh  banyak data data dan file maka kamu akan sibuk berpacu dari  suatu  keadaan imajiner yang satu ke suatu keadaan imajiner yang lain, dan besar kemungkinan kamu hanyalah mahluk imajiner dan kehidupanmu sebenarnya adalah  sia sia”.

Tuli: “ Oooo berarti aku tak boleh menyesali  rasa salah masa lalu karena itu hanya imajinasi ?, lalu apakah benar dan salah itu ada ?. Kapan aku memperbaiki diri ?.” atau aku terus aja berjudi ...toh itu hanya semua akan menjadi imajinasi saja ..”.

Butha : “Ha...ha...ha...akan memperbaiki diri ? Berarti kamu sudah merancang subuah imajiner yang kamu sebut sebuah  masa depanmu, itu berarti saat ini  kamu bukan menjadi bagian masa kini, akan tetapi titipan sebuah masa imajiner. Jadi sekarang sebenarnya kamulah mahluk imajiner itu. Ha.. ha.. ha... Hentikan imajinasi masa depanmu  karena itu tidak ada, karena itu bertentangan dengan hukum alam. Hiduplah masa kini bersama sang waktu, selalulah merasa berkecukupan hati, jangan pernah menghakimi dan memberi  nilai kurang kepada dirimu agar kamu tidak lari melanglang buana ke waktu waktu imajinermu”.

Tuli:” OO begitu,.... berarti aku memaafkan penuh diriku dan aku mencintai diriku, aku harus menghapus file file masa laluku. Lalu apa yang harus kulakukan yang dianggap benar ?.”

Butha :” Setiap keadaan tertentu, di tempat tertentu dan waktu tertentu mempunyai suatu yang dianut sebagai kebenaran, tetapi pada keadaan yang lain, tempat dan waktu yang lain sesuatu yang dianut sebagai kebenaran tadi  bisa berbeda. Begitu juga dengan kesalahan. Dimedan perang orang saling membunuh dan itu dianggap kebenaran.  Dokter memberi obat antibiotik yang membunuh bermillyar millyar bakteri dalam tubuh seseorang itu dianggap  benar. Orang mandi memakai sabun dan itu akan juga membunuh bermillyar millyar bakteri di permukaan kulit dan itu dianggap benar. Tahun 1970an jika seorang pria berani mencium pacarnya di tempat ramai dianngap brutal, tapi sekarang  orang pacaran melalukan hubungan seksual dianggap biasa. Kenapa kamu begitu terpakau dengan hal itu. Bersikaplah hambar terhadap kebenaran dan kesalahan karena semua itu nisbi. Kalau kamu terlalu membela apa yang dianggap benar maka kamu juga pasti akan sangat  memusuhi apa dianggap salah. Pertanyaannya ,kapan kamu bisa memaafkan  ? Baik dirimu maupun orang lain ?. Sebelum kamu bisa memaafkan dirimu maka kamu sulit untuk memaafkan orang lain”.

Tuli :” okey...” sambil manggut manggut.

Hari sudah siang dan  udara terasa agak panas, maka keduanya bergegas dari serambi. Tuli pergi ke dapur memasak.
    

 










jasa arsitektur rumah dan desain villa, klik disini...