Tuesday, September 6, 2011
SAIN YANG DINAMIS, SPIRITUAL YANG DIAM MENANTI
Ketika satu sel kulit manusia di kloning maka terciptalah sesosok individu manusia hidup, yang secara fisik sama dengan induknya. Pertanyaannya adalah dari manakah datangnya arus kesadaran yang memasuki sesosok badan?. Ketika rekayasa kloning berhasil menciptakan sesosok badan maka secara otomatis ada arus kesadaran yang memasukinya. Apakah kita akan mengabaikan apa yang disebut Jiwa, Roh atau Atman ?.
Tampaknya Sains hanya mengedepankan proses, sesuatu yang disebut dinamika proses. Makanya sains selalu di awali oleh pertanyaan mengapa ? ( Why)?. Sains selalu menuju keluar ( sentrifugal ). Berkelayapan keluar meninggalkan rumahnya. Ketika pulang ia mendapatkan spiritual yang diam dan setia menunggu.
Ilmu yamg paling digandrungi secara fanatik di dunia adalah agama. Ternyata arti agama adalah diam/statis. Berasal dari bahasa Sanskrit A artinya tidak, Gama artinya pergi. Jadi Agama artinya ” Tidak pergi ”. Tidak berorientasi keluar diri. Semuanya ada dalam diri (in side), sang Atman yang merupakan sumber pengetahuan..
Religion berasal dari Re artinya kembali. Ligi atau Logos artinya pengetahuan. Pengetahuan yang tetap akan kembali. Sejauh jauhnya pergi dia akan kembali pulang. Kembali pada pengetahuan itu. Semua fenomena akan kembali berakhir pada pengetahuan ( Sains). Semua fenomena adalah pengetahuan.
Tampaknya Spiritual tetap teguh pada diamnya dan mengakhiri semua pertanyaan sains. Spiritual asyik pada diamnya di dalam diri ( Sentrifetal). Sumber pengetahuan. Sementara sains sibuk berkelayapan keluar mencari jati dirinya.
Newton tidak menemukan hukum gravitasi di bawah pohon apel , tapi memungut hukum itu di dalam pikirannya. Dalam dirinya. Dia tidak menciptakan hukum itu. Hukum itu sudah ada, hanya Newton memungutnya di alam pikiran.
Dua titik pandang yang berbeda ini sepertinya menyebabkan mereka ( Sains & Spiritual ) tampak berjalan berlawanan arah. Tapi sebenarnya spiritual itu diam dan sains sebenarnya sedang bergerak mendekatinya, sekalipun sains merasa sedang pergi menjauhinya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment