Sunday, November 6, 2011
REALITAS PANCAINDRA
Pancaindra kita adalah 5 alat pengindra yang akan memberikan laporan tentang dunia luar kepada tubuh kita. Laporan ini akan direspon oleh pikiran kita. Hasilnya adalah persepsi persepsi realitas. Kumpulan persepsi ini membentuk paham.
Dasarnya harus ada obyek, ada indra sebagai perekam obyek, ada rangsangan dari obyek yang mencapai ambang bawah ( Threshold) indra, ada konsentrasi atau perhatian dari pikiran (subyek) terhadap pengindraan saat itu. Dan ada interprestai dari otak. Jadi singkatnya ada 4 hal yaitu :obyek, pengindra, otak, pikiran. Bangsa Yunani kuno percaya bahwa pikiran tak terpisahkan dari alat pengindra. Tanpa pikiran alat pengindra tak akan jalan. Budha mengatakan ada 6 indra dan yang ke enam adalah pikiran. Sains sementara hanya mengenal 5 pengindra dan memisahkannya dari pikiran.
Sedangkan Hindhu mengatakan pikiran adalah pemimpin indra indra. Pikiran adalah lebih superrior dari indra indra. Pikiranlah yang bisa dan berwenang mengendalikan indra indra. Di Bali areal persembahyangan di masing masing rumah disebut Merajan. Asal kata dari Me Raja. Artinya tempat menjadi Raja. Kenapa menjadi Raja ?. Artinya tempat melatih pikiran agar kembali sadar bahwa pikiran itu adalah Raja dari alat pengindra. Kuasailah Indra indra itu dan kendalikan. Jangan sampai kita dikendalikan oleh kesenangan kesenangan indrawi yang sering kebabblasan dan mempurukkan kehidupan kita.
Sedangkan tempat persembahyangan disebut ”sanggah” artinya ” se angga ” yaitu satu diri atau menyatu. Tempat dimana kita menyadari sang diri sejati. Bersatunya Atman dengan Brahman. Kawula manunggaling Gusti.
Masing masing mahluk harus mengalami ke empat proses dalam pengindraan yaitu obyek, pengindra, otak dan pikiran untuk berhasil membentuk realitasnya sendiri. Berbagai gradasi perbedaan waktu, situasi, dan kwalitas alat pengindra maupun otak akan menghasilkan realitas yang berbeda walaupun pada obyek yang sama.
Sebab realitas tersebut hanyalah sebuah model. Model yang dibentuk oleh otak atas berbagai variabel informasi yang diterima oleh tingkat kepekaan alat pengindranya atas perintah pikiran.
Setiap mahluk memiliki kepekaan pengindraan yang berbeda beda baik tumbuh2an, binatang maupun manusia. Tumbuhan tertentu sangat peka dengan suhu sedangkan yang lain tidak. Binatang tertentu sangat peka dengan suara yang lain tidak.
Kelelawar binatang yang sangat peka dengan suara, ketika malam hari kelelawar bisa terbang dengan kecepatan tinggi di antara daun daun pepohonan tanpa menyentuh sehelaipun dari daun tersebut. Menyelinap dengan manuver mengagumkan hanya dengan melepaskan sekali suara (ciiiit..) dan suara itu dipantulkan oleh daun daun dan dahan. Suara itu ditangkap kembali oleh telinganya, dan dengan cara itu dia dapat menentukan jarak daun dan dahan dengan dirinya yang sedang melayang dalam waktu sangat singkat dengan presisi super akurat.
Ikan ikan dengan siripnya dapat mengetahui kekuatan arus dan kecepatan arus air pada jarak yang cukup jauh dengan dirinya di lautan. Anjing dengan hidungnya dapat mengendus sesuatu dalam jarak jauh dan mempunyai memori penciuman sangat tajam dan lengkap. Dalam arti untuk sehelai daun anjing dapat mendiskripsi hampir 5 jenis bau yang berbeda, sedangkan kita mungkin hanya satu.
Capung dapat mengukur tekanan udara sehingga dapat diam di udara dan terbang maju mundur seenaknya. Begitulah keragaman dan kepekaan indra tiap mahluk berbeda beda.
Juga tiap individu pada menusia juga memiliki kepekaan indra yang berbeda tergantung pada kesempurnaan fungsi indra masing masing dan konsentrasi pikiran pada pengindraan saat itu. Indra adalah laporan tentang dunia luar kepada pikiran. Tiap alat pengindraan memilki reseptor atau pintu spesifik terhadap rangsangan.
Secara fisiology bahwa ketika rangsangan menyentuh pintu reseptor ini, maka akan terjadi pembentukan molekul molekul kimia tertentu yang disebut Neurotransmitter sebagai molekul pembawa pesan rangsangan ke otak .Otak akan melakukan interpretasi terhadap mungkin ribuan variabel yang ditimbulkan oleh hanya satu jenis rangsangan. Lalu otak akan membangun sebuah model dari penyusunan sangat rapi dari kepingan kepingan variabel tersebut. Begitulah otak menjawab sebuah realitas.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment