Dua ekor kupu kupu
kecil berwarna putih terbang saling bersilangan
diatas bunga bunga rumput yang
basah. Mengepak ngepakkan sayap sayap mungilnya dengan ritme dan kecepatan yang
hampir terukur. Seperti ada beban kegirangan yang meluap luap pada diri mereka yang tak tahan untuk segera
dihamburkan ke udara. Saat itu pagi
sedang menidurkan mataharinya yang masih
pucat di hijau rerumputan. Kehangatanpun terasa mulai merambat dihalaman yang semalaman menggigil kedinginan .
Tuli melompat lompat diantara bebatuan yang tersembul dalam rendaman air hujan.
Setelah lima hari merenungkan perkembangan tehnology yang dia alami sejak
kecil sampai saat ini, Tuli jadi bertanya tanya curiga dalam hati. Apakah tehnology benar benar berguna dan akan membawa
peradaban umat manusia menuju lebih baik
?.
Ia mendekati
Butha ditempat tidurnya, tentu setelah membuatkan secangkir kopi hangat.
Setelah itu berjalan jalan keluar.
Tuli :” Butha.... kau pasti juga merasakan kecepatan
perubahan zaman ini kan?, Nah bagaimana
menurut kamu apakah peradaban modern yang bertumpu pada tehnologi memang
benar benar membawa kehidupan lebih baik
?”
Butha :” Aah.......kau
anti kemapanan , ha......ha.......”.
Tuli :” Bukan... maksudku tehnologi punya dua sisi,
antara menguntungkan dan merugikan sudah tentu. Aku ingin menanyakan jika ditimbang antara keduanya bagaimana ?”
Butha : “ Betul... apa yang kau bilang itu benar.
Tehnology adalah sebuah mode peradaban yang dibuat oleh manusia dalam usahanya
untuk mendapatkan kemudahan dan kenyamanan diatas tantangan alam. Tehonogi berasal dari pengasahan kemampuan pikiran.
Sifat pikiran yang asli adalah ingin selalu menang. Jadi dengan kata lain tehnologi
adalah perlawanan manusia terhadap alam”.
Tuli :” Apakah dalam perang antara manusia dengan
alam, apakah manusia akan menang ?”.
Butha ;” Pertanyaanmu bagus. Okey...menurutku ...manusia
akan menang di awal awal untuk sementara saja, tapi seterusnya akan kalah telak selamanya “.
Tuli :” Kenapa.....?”.
Butha :” Ya kamu
jangan berpikir 100 tahun kedepan, tapi
bagaimana 1000 tahun kedepan ?. Dalam 100 tahun kedepan manusia mungkin masih menang, Tapi seterusnya
kayaknya banyak kesulitan. Perusakan terjadi di mana mana akibat tehnologi.
Pupuk kimia, insektisida, rekayasa genetik pada pertanian telah melipat
gandakan hasil produksi. Tapi membuat puluhan ribu jenis mikroba mati di tanah
alami. Itu akan membuat kualitas kesehatan tanah menurun, maka kualitas
kesehatan tanaman akan menurun dan kualitas buah atau sayur yang akan dihasilkannya juga menurun, baik
komposisi mineral, vitamin maupun enzym enzym penting di dalamnya. Maka manusia akan banyak mengalami
kekurangan nilai gizi diiringi dengan munculnya berbagai penyakit metabolik dan aging”.
Tuli :” Itu baru
bidang pertanian saja......, bagaimana yang lain ?”.
Butha :” Bidang yang paling menentukan kelangsungan hidup
species manusia justru pertanian, karena dari sanalah manusia mendapat sumber
sumber makanan yang secara langsung mempengaruhi kesehatannya ,vitaliasnya,
agingnya, fertilitasnya dan sebagainya. Kalau banyak tercemar kimia maka
keseimbangan ekologi akan terganggu, kualitas tanah menurun/sakit, makanan yang
dihasilkan akan hampa atau makanan sakit.
Ini akan memicu penyakit penyakit metabolik seperti
Diabetes, Obesitas, Dislipidemia dan sebagainya. Kalau itu juga menyerang
potensi fertilitasnya, maka kemampuan reproduksi manusia akan menurun, dengan
kata lain kepunahan perlahan”.
Dalam bidang peternakan
misalnya, ternak yang dipacu pertumbuhannya secara artificial/ bukan
alami baik dengan hormon atau antibiotika dan campuran tinggi karbohydrat dan
lemak , maka ternak tersebut
dagingnya akan tinggi kolesterol dan
hormon yang bisa menekan hormon alami dalam tubuh manusia yang memakannya. Sehingga muncul berbagai penyakit metabolik juga seperti
Diabetes atau Thyroid atau penurunan
fertilitas / kesuburan baik pada wanita atau pria karena kadar hormon tinggi pada daging ternak
artificial.
Susu sapi yang diperah dari sapi yang sedang hamil akan
mengandung banyak hormon estrogen, jika ini terus dikonsumsi oleh ibu
menghamilkan anak laki laki atau dikonsumsi anak anak laki dalam masa pertumbuhan maka
akan terjadi gejala gejala estrogenism seperti obesitas, gynecomasti dan
menurunnya kwalitas sperma saat dia dewasa, atau mungkin prilaku yang cendrung
feminim ?. Ha.....ha....”
Tuli :”Guilaa..... Bagaimana dengan rekayasa
genetika ?”.
Butha :” Rekayasa genetika pertanian tak ada artinya apa
apa kalau tanah tempat tanaman itu tumbuh adalah tanah sakit. Jadi sehatkan
tanah dulu, kayakan dengan meneral alami serta mikroorganisme, maka buah dari
tanaman itu akan berkualitas tinggi dan sehat.”
Tuli :” Bagaimana dengan tehnologi yang lainnya ? “.
Butha :” Ya...
yang lainnya sekitar masalah tehnologi transfortasi dan komunikasi. Semua itu
telah membuat planet ini menjadi
mengecil. Berbaurnya berbagai gen2 yang
on off dari ras manusia berbagai bangsa
menyebabkan pertukaran berbagai penyakit lebih cepat. HiV/AIDS, Flu burung,
Flu babi dan sebagainya. Menurut Prof
Hiromi Shinya dari Amerika perbauran bangsa bangsa ini menyebabkan pertukaran
jenis masakan makanan dari berbagai bangsa dan itu memerlukan kerja keras dari
usus manusia untuk adaptasi. Berbagai penyakit usus dan metabolik akan
muncul akibat menyantap jenis makanan
yang bukan makanan masakan nenek
moyangnya. Gen gen dalam tubuhnya tak segera mampu beradaptasi sehingga
menimbulkan masalah metabolis yang berlangsung diam diam dan kronis. “
Tuli :” Jadi.... modernisasi ini telah merugikan umat manusia ?”.
Butha :” Angka angka
berbagai penyakit meningkat di
bandingkan sebelumnya. Angka penyakit pembuluh darah seperti Stroke, penyakit
jantung koroner, juga penyakit metabolik Diabetes, Thyroid dan sebagainya meningkat
banyak. Penyakit aging seperti rhematoid, Alzhaimer dan sebaginya juga
meningkat. Memang usia harapaan hidup meningkat, tetapi bagaimana kualitasnya ?
Kemajuan bidang pengobatan telah banyak menopang mereka hanya untuk bertahan setengah hidup.”
“ Disamping itu pertambahan populasi manusia yang cepat dan tinggi serta tehnologi yang
tak ramah lingkungan akan melepaskan banyak atom Carbon ke alam. Ini akan
mengurangi lapisan pelindung Bumi dari paparan
angkasa luar, termasuk panas dari matahari dan berbagai radiasi bintang. Maka suhu Bumi akan terus beranjak
naik apa yang disebut pemanasan global dengan segala akibatnya”.
Tuli :” jadi ...apa jalan keluarnya ?”.
Butha :” Prinsip Primum Not No Cere dibidang kedokteran berlaku pula pada
alam. Alam ...adalah ibu kita.... Tuli,
manusia juga adalah alam. Alam dalam
alam. Manusia adalah bagian integral
yang tak terpisahkan dari alam. Manusia haruslah berjalan bersama wangsit alam, bergandengan
tangan dengan alam, maka manusia akan selamat.
“.
Tuli :” Kalau
tidak...?”
Butha :” Kalau tidak... manusia..akan menang untuk sementara saja terhadap alam, tapi
kalah telak untuk selamanya. Akan muncul virus virus dan bakteri bakteri
virulen yang kebal dan pintar . Jika hal itu benar benar terjadi maka kiranya
sudah waktunya ras manusia punah di planet Bumi. Mungkin 1000 tahun lagi Bumi
akan menjadi planet Virus dan memulai perjalanan evolusinya dari awal lagi
untuk menciptakan mahluk bersel banyak seperti manusia tapi yang
bersikap arif dan bijaksana terhadap
alam”.
Tuli :” Jadi tehnologi adalah sebuah gelombang peradaban
yang bisa saja punah oleh dirinya
sendiri, karena tak terkontrol . Butha bagaimana cara mengontrolnya ?”.
Butha :” Manusia memiliki tiga kecerdasan utama,
sedangkan beberapa binatang mamalia yang maju memiliki kecerdasan ini dalam
kualitas yang jauh lebih kecil. Binatang
mempertahankan kelanjutan speciesnya
dengan fisik. Ada dengan kemampuan hidup dalam air, kemampuan terbang, memiliki
kuku tajam, kecepatan lari, ketajaman taring, bisa beracun dan sebagainya.
Manusia mempertahankan kelangsungan speciesnya dengan kecerdasan.
Kecerdasan pertama adalah kecerdasan survival, kecerdasan
otak kiri atau Intlegensi Quation (IQ). Kecerdasan ini adalah senjata agar ras
manusia tetap hidup. Kecerdasan ini adalah kecerdasan menghitung,
membedabedakan, selalu ingin menang dan tak mau kalah. Kecerdasan menang menangan. Nah kecerdasan
ini lah melahirkan tehnologi yang merusak seperti sekarang. Kecerdasan ini adalah senjata yang bisa
merusak alam. Kecerdasan destruktif.
Kecerdasan kedua adalah kecerdasan hati, kecerdasan otak
kanan. Ini adalah kecerdasan kelembutan, keseimbangan, seni, keindahan dan
disebut kecerdasan emosional (EO). Kecerdasan ini bersifat memelihara, win win
solution, tidak selalu ingin menang. Ini kecerdasan konstruktif. Nah jika sistem pendidikan anak anak sekolah cendrung
merangsang pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan destruktif (IQ) maka
kecerdasan kontruktif (EQ) akan tertekan dan mungkin merosot. Oleh karena itu sekolah2 dan lingkungan kehidupan masyarakat haruslah
mulai menciptakan suasana yang menunjang
kearah berkembangnya kedua kecerdasan ini secara seimbang dan harmonis agar
kelangsungan kehidupan ras manusia bisa terus berlangsung.
Kecerdasan ketiga adalah kecerdasan di bagian otak tengah. Ini kecerdasan alam,
kecerdasan visi, kecerdasan kebahagiaan. Tanpa memiliki kecerdasan ini manusia
sulit bahagia. Dia akan terus berlari dikejar
dan dilecut oleh kecerdasan
intlegensi (IQ) sampai lelah, baik dalam keadaan sadar atau tidur, bahkan
sampai ajal akan menjemput. Jadi kecerdasan intlegensi itu sangat kejam. Dia
senjata yang bisa melukai tuannya atau orang lain. Dia selalu memacu tuannya
untuk berlari meninggalkan yang lain, tak perduli sampai sejauh mana. Kecerdasan
intlegensi ini tidak bisa puas, selalu
gelisah, tidak bisa tenang, bahkan sampai ajal menjelang.
Kecerdasan ketiga ini disebut juga kecerdasan Spiritual
(SQ). Kecerdasan ini akan membebaskan manusia dari lecutan tak henti dan deraan
dari kecerdasan intlegensi. Kecerdasan ini akan membawa manusia kepada
kedalaman arti, ketenangan, kadamaian, kebahagiaan, kepasrahan dan kedekatan
dengan alam.
Kecerdasan ini diatas
kecerdasan intlegensi dan emosional. Kecerdasan ini mampu mengontrol
kecerdasan intlegensi dan emosional, Bahkan kecerdasan ini yang memberikan
visi, ide ide, intuisi , gagasan gagasan
baik kepada kecerdasan intlegensi maupun kecerdasan emosional.
Betapa pentingnya kecerdasan ini dalam segala hal. Ini
adalah kecerdasan Dewa. Kecerdasan ini akan tumbuh dalam suasana dan lingkungan
yang kondusif dimana memadai untuk
tumbuhnya kecerdasan Intlegensi dan kecerdasan emosional yang seimbang sebagai
dasarnya.”
Tuli :” ….??? Barangkali peradaban tehnologi …. harus
disetting ulang ?”.
Butha :” ...Persis... demi kelangsungan
species manusia”.
Desau angin Desember
tiba tiba menyeruak pepohonan, menggoyang daun daunnya menerbangkan butir butiran air dingin kesekitarnya. Tuli dan Butha yang
sedang berjalan di bawah pohon terpaksa mengusap rambutnya yang basah.
No comments:
Post a Comment