Desember benar
benar telah memindahkan laut. Air bagaikan tertumpah dari langit. Seharian
penuh. Gema tembang doa dari kejauhan harus meliuk liuk diantara tetesan
tetesan air yang tak terputus, sehingga terdengar sayup sayup sampai.
Burung burung kecil pada menahan diri di persembunyiannya
masing masing. Lapar pasti. Dingin merendam tulang dua orang yang sedang duduk
diserambi sebuah gubuk. Tuli dan Butha. Hujan tropis yang khas. seluruh populasi sel sel tubuh Tuli dan Butha
sudah beradaptasi sejak dulu. Tuli memandang lekat sungai sungai kecil yang
tiba tiba terlahir di halaman, bagaikan bayi bayi mungil yang lincah. Sungai
sungai kecil ini menghanyutkan dirinya kemasa lalu, ketika ibunya pergi
untuk selamanya bersama adik perempuannya yang sedang dilahirkan.
Timbul dalam
benaknya untuk menanyakan pada Butha, apakah sebuah masa lalu itu hilang ?.
Tuli :” ...Butha..hmmm , hujan selebat ini membuat hutan
hutan tropis berganti kulit..” Tuli memandang Butha yang sejak tadi duduk mematung dengan kedua lututnya menempel di dada,
mencoba menghangatkan kedua paru parunya.
Butha :” Ya … sekarang saat hybernasi ..he ..he..”.
Tuli:” ..Butha … aku teringat masa masa yang telah
lewat ketika kita masih kanak kanak.
Apakah semua itu menghilang begitu saja, Butha.. ?”.
Butha :” Maksudmu apa..... ? . Apa kau tidak merasa
berkecukupan dengan hari ini ? Kenapa kau ingin kembali kemasa lalu ? Takutkah
kau dengan masa depan ?”
Tuli ;” Oooh tidak,
aku ingin menanyakan padamu, apakah alam masih menyimpan masa lalu “?.
Butha :” Oo...hmm... Jika kamu masih bisa menyimpan
potret masa kecilmu. Maka alam jauh
lebih pintar dari itu”.
Tuli :” Maksudnya.. ?”
Butha :” Ya... Orang bisa menyimpan rekaman sebuah
cinema, menyimpan film film dokumenter perang dunia ke II misalnya atau sebuah
kisah film tua dimana semua pemerannya kini telah meninggal dan sebagainya.
Atau pikiranmu masih bisa membayangkan dengan jelas wajah ibumu yang sudah
tiada. Semua itu bisa karena alam juga sudah menyimpannya dengan rapi. Kalau
alam sudah menghapusnya maka kamu tak bisa lagi menyimpannya atau mengingatnya.
Tuli.... seluruh alam ini sesungguhnya terikat dan saling terkait dalam sebuah
jaringan supermaya raksasa yang tak dapat terakses dengan kecerdasan otak
manusia . Alam ini sebuah kesatuan yang tak terpisahkan dan satu adanya”.
Tuli:” ,...?? Aku tak mengerti maksudmu. Apakah momentum itu masih ada berupa sebuah
dimensi yang bisa dilacak dan dilalui lagi, seperti keadaan nyata saat ini “?.
Butha :” Tuli
...jika kamu bercermin pada seribu cermin, maka kamu akan menjadi seribu. Jika
cermin tinggal seratus maka kamu menjadi seratus. Alam ini adalah cermin
….Tuli. Setiap sejarah perjalanan
partikel atom akan tesimpan rapi di
alam, dan file itu masih bisa dilalui ulang dengan nyata ”.
Tuli :” ,,??? dimana tersimpan..?”
Butha :” Pada dimensi yang lain. Dimensi alam ini tak
terhingga, kita sekarang hidup pada 4 dimensi. Dimensi ke 5,6,7 dan seterusnya
belum ditemukan. Kamu masih ingat.. 10 tahun lalu belum ada handphone, belum
ada internet. Dapatkah kamu membayangkan bagaimana sebuah internet 30 tahun
lalu ?. Sebelum Thomas Alfa Edisson
belum ada lampu listrik. Dapatkan orang orang membayangkan bola lampu
listrik sebelum Thomas Alfa Edisson ?. Tentu tidak Tuli, karena alam tidak
punya filenya”.
Tuli :” Lalu tubuh kanak kanakku masih ada ..?, masih
bisa dihidupi ….?”.
Butha :”....Ha ha... Tidak ada yang hilang di alam ini
Tuli. Kamu masih bisa membayangkan dengan baik dan akurat beberapa moment masa
kecilmu, itu karena kemampuan otakmu mendownload dari alam. Sekarang tergantung
kapasitas Ram dari otakmu. Dalam meditasi ada yang namanya tehnik Retrograde.
Kamu bisa mengalami dengan nyata masa kecilmu, masa bayimu, bahkan masa hidupmu
sebelumnya.
Seorang Sufi
terkenal bernama Jalaluddin Rumi mampu mengalami kembali 700 kali kehidupan
masa lalunya. Budha mampu mengalami dengan nyata 9 Big Bang kehidupan
sebelumnya. Beliau berkata bahwa setiap orang sudah dilahirkan begitu banyak
kali ke dimensi 4 ini, jika kamu kumpulkan seluruh air mata kesedihanmu dari seluruh penjelmaanmu maka jumlahnya
sudah melebihi samudra “.
Tuli :” Aku ..semakin tidak mengerti..apakah seeorang
bisa kembali kemasa lalu ?”.
Butha :” Setiap
pergerakan partikel selalu dicopy ulang dan copiannya tersimpan rapi pada
dimensi yang lain. Setiap momentum gravitasi, elektrik atau magnetik sekecil apapun akan menyentak alam, dan alam
akan otomatis save. Alam ini sebuah
komputer maha raksasa, maha canggih, melebihi jutaan trilliun penthium.”
Tuli:”Ooo ...itu makanya ada hukum karma ???”.
Butha :” Setiap kelebatan pikiranmu, menghasilkan sebuah
konskwensi terhadap alam. Konskwensi konskwensi ini akan disimpan oleh alam
sebagai sebuah order, kemudian alam berbalik akan membentuk dan mendesain
dirimu berdasarkan konskwensi konskwensi ini. Begitulah alam bekerja untuk dirimu.
Alam akan menggiring dirimu kesuatu keadaan karena semua itu memang
adalah keinginanmu. Tapi kadang orang tak menyadari bahkan mengingkari hal itu,
Sering menyumpah nyumpah atau memohon mohon merasa itu adalah sebuah hukuman
atau mungkin anugrah. Kamu adalah pusat alam semesta dan kamu adalah sebuah
kebebasan mutlak. Alam tak pernah kekurangan energy untuk menciptakan kamu.
Materi kasat mata atau White Matter hanya 4 % dari total energy semesta. Dark
Matter dan Dark Energy yang merupakan 96 % energy semesta masih bisa menciptakan alam semesta alam
semesta baru. Sehingga alam semesta bisa saja muncul dari ketiadaan. Barbahagialah selalu dengan hal itu..Tuli”.
Tuli:” Bagaimana kalau aku tak ingin lagi dilahirkan di
alam 4 dimensi ini ?.”
Butha :” ha..ha .. kamu harus mulai tidak mensign out
atau mensubmit sebuah order. Kamu harus belajar dan berlatih tekun, serius dan
total kepada seorang pakar untuk menolkan pikiran dan keinginanmu. Tapi alam tidak akan serta merta juga
menghentikan kelahiranmu. Sebab momentum momentum order masa lalumu masih menumpuk, paling
sedikit dalam 6 kali masa kehidupan.”
Tuli :” wah...wah sulit juga hidup pada dimensi yang
lain”.
Butha :” ha ha
tidak. Permainan ini menyediakan kemungkinan yang penuh dengan keberlimpahan”.
Hujan masih berderai,tapi rupanya kadar gula dalam darah
Tuli mulai menurun. Ia bergegas kedapur menanak nasi.
No comments:
Post a Comment