Ajeg mempunyai pengertian tetap tegak, tidak goyang, kukuh, tetap dianut dan dilaksanakan.
Lalu kita ingin bertanya, apakah yang bisa memenuhi kriteria seperti itu ?.Bangunan yang sekokoh apapun akan runtuh. Tinggal menunggu waktu. Kerajaan Astina Pura lenyap dimakan waktu. Kekaisaran Romawi, kejayaan Yunani kuno lenyap. Faham- faham, idealisme- idealisme di dunia bertumbangan, partai- partai berjatuhan. Semua tidak kuasa melawan sang waktu. Semua dengan patuh dan tunduk mengikuti arus aturan alam semesta yaitu Utpati, Stithi dan Pralina ( Penciptaan, Pemeliharaan dan Peleburan).
Begitulah daur ulang kehidupan. Bukan saja manusia, setiap mahluk didunia ini memiliki masa hidup terbatas. Semua masa hidup itu memiliki waktu maksimal seratus tahun. Semut tampak hidup 5 hari tetapi ia hidup dalam seratus tahunnya semut, capung memiliki usia 3 hari tetapi itulah seratus tahunnya capung.
Planet-planetpun memiliki usia 100 th, mataharipun memiliki usia 100 th dan bintang-bintangpun memiliki usia 100 th yaitu seratus tahunnya planet, seratus tahunnya matahari dan seratus tahunnya bintang. Para Dewapun memiliki usia seratus tahun, dikatakan bahwa Dewa Brahma memiliki usia seratus tahun juga. Asal tahu saja 12 jam waktu Dewa Brahma sama dengan 84 millyar tahun waktu manusia.
Dalam kehidupan manusia selalu ada dua kekuatan yang saling tarik menarik dan saling tolak menolak yaitu kekuatan pro status quo dan kekuatan pro reformasi. Akan tetapi bagaimanapun kekuatan pro reformasi pada akhirnya akan menang karena searah dengan hukum alam semesta.
Lalu bagaimana dengan Bali, budaya Bali ?.Apa yang di ajegkan ?. Apakah semeton krama Bali harus kembali seperti Bali dahulu?. Berpakaian seperti semeton krama Bali jaman dahulu. Menari seperti orang Bali jaman dahulu? Kalau dipaksakan hal ini akan terasa lucu. Seperti seorang wanita yang saat ini sudah berusia 45 tahun, tubuhnya sudah tambun tak karoan karoan lantas disuruh berpakaian genit seperti saat dia masih seorang gadis berusia 17 tahun. Beh! Tampak aneh bin ajaib. Sekarang jaman digital, semuanya serba digital. Ajeg Bali adalah tetap ajegnya roh Bali. Roh yang melahirkan budaya Bali yaitu TRI HITA KARANA.
No comments:
Post a Comment