Pagi itu burung perkutut milik Buta bernyanyi merdu, Tuli
sangat terkesan mendengarnya. ketika sadar ada Butha di dekatnya maka Tuli tak
membiarkan kesempatan ini menguap, lalu melontarkan pertanyaan.
Tuli : " Kenapa suara perkutut seperti itu ?"
Buta : " Maksudnya bagaimana ?".
Tuli : " Ya
maksudnya seperti semua perkutut yang lainnya suaranya mirip sekali ".
Buta : " Ya
memang begitu ", jawab Buta singkat.
Rupanya Tuli tidak puas, " ya memang begitu itu
kenapa ?" Tuli kembali menyerang.
Buta : " Kan aku sudah jawab " lalu apa lagi ? . Buta menggeser tempat duduknya
dengan tenang.
Tuli : " Ya kenapa kamu tak memberi alasan apapun,
yang lebih memuaskan".
Buta : " Ha ha aku sangat sayang padamu . Ketahuilah
bahwa keingin tahuan itu adalah bentuk lain ketidak puasan. dan itu akan
berujung pada sebuah jurang sangat dalam dan gelap yang disebut
Dukka". "Ketika aku menambah
lagi jawaban padamu, maka kau akan menambah lagi pertanyaan. Setiap jawaban
yang kau dapat akan kau simpan dan telaah di dalam otakmu. Hal itu akan memaksa
pikiranmu memerintah sel sel otakmu untuk menyiapkan ruang data dan perangkat
perangkat kecerdasan untuk hal itu yang
disebut synaps. Semakin banyak kamu bertanya dan mencari jawaban maka
perangkat di sel sel otakmu semakin banyak. Lama lama akan tumbuh semakin
banyak, mirip seperti hutan synaps yang berseliweran. Kamu akan tersesat
sendiri. Kamu akan sulit bahagia. Kamu akan menderita oleh bank bank
data yang kamu bangun sendiri. Pertanyaanmu akan lebih membingungkan, dan
setiap jawaban akan lebih tidak memuaskan". Kamu akan cemas tentang hidup,
kamu akan takut menjadi tua dan mati ".
Tuli :" Ooo begitu . Lalu bagaimana sebaiknya aku ?.
Buta : " Cukup !". Selalulah berkecukupan hati.
Terimalah alam apa adanya. Jangan serakah. Berbahagialah. Kita hanya singgah
sementara di alam 4 dimensi ini, bersiap siap untuk berevolusi ke dimensi yang
lebih tinggi" Tirulah bayi. Bayi
sangat bahagia ketika berada di dalam rahim. Synaps synaps masih sedikit dan sel sel otaknya belum
begitu sarat dengan file file dan data data. Kalau ada rangsangan eksternal
yang mengganggu ketenangannya, paling paling
ia mengisap jari untuk menenangkan diri. Kebiasaan ini sudah dilatih
sejak usia 5 bulan dalam kandungan. Ini disebut fase oral."
Tuli :" Apakah itu menyebabkan bayi lahir menangis
?".
Buta:" Ya, karena dia dipindahkan dari suasana
sangat tenang dan bahagia ke suasana yang gaduh. Makanya bayi akan tenang kalau
segera disusui ibunya. Karena pada saat disusui telinganya akan menempel di
dada ibu dan si bayi akan mendengar lagi denyut jantung ibunya. Suara yang
sudah selalu ia dengarkan ketika berada dalam rahim. Ketika sang ibu hamil
stress atau marah maka denyut jantung sang ibu akan menjadi cepat dan
pukulannya keras, dan sang bayi mengetahui hal ini serta iapun cemas dan
cendrung diam tak bergerak di dalam rahim." Disamping itu fase oral yang dia sudah latih sejak dalam
kandungan akan membuat dia tenang saat mengisap puting susu ibunya."
Tuli :" Jadi aku tidak boleh mengetahui lebih banyak
?. Berarti peradaban tak akan bertambah
maju ?.
Buta :" Si
Bayi kehilangan kebahagiaannya, karena di kemudian hari harinya dia
mengetahui lebih banyak dan lebih banyak ". " Tuli apakah yang kamu cari ? Apakah Yang kamu
bayangkan yang disebut pengetahuan dan kemajuan peradaban ?. Kamu belum cukup
faham tentang hal itu”.
Tuli :" ........???.. bukankah mendapat informasi ilmiah dengan melihat,
mendengar dari seseorang atau membaca buku yang berguna untuk kehidupan, dapat
dianggap pengetahuan ?”.
Butha :” ... Pengetahuan itu haruslah sesuatu yang kamu
dapati, kaji dan temukan sendiri. Lebih lebih kalau hal itu atas penyelidikan bathin. Sebab hidup
ini adalah perjalanan bathin ( rohani) atau perjalanan Sang Roh, bukan perjalanan badan fisik.”.
“Apa yang kamu bilang tadi dengan melihat, mendengar dan
membaca adalah pengetahuan orang lain, bukan pengetahuan bathinmu. Tetapi jika
kamu melakukan penyelidikan sendiri atas informasi 2 tersebut kemudian kamu
menemukan sesuatu darinya maka itu
adalah pengetahuan “.
“ Seorang filsuf Cina terkenal bernama Lao Tsi mengatakan lupakanlah pengetahuan yang kamu
dapat dari membaca dan mendengar demi untuk kemajuanmu”.
Tuli :”.... jadi kita tetap bodoh ...dong !”
Butha :”.. tidak... justru tambah pintar.! Bayangkan jika kamu melihat sebuah pohon yang
kamu tidak tahu namanya, lalu kamu bertanya kepada seseorang. Ketika seseorang
memberi tahu pohion tersebut namanya ...Mangga.. !! Maka yang kamu save kedalam otakmu adalah 6 huruf
itu yaitu ..m...a..n...g..g..a. Dan bathinmu akan berhenti sampai disitu,
bathinmu melupakan obyek aslinya yaitu pohon tersebut. Itukah yang disebut
pengetahuan ?. Hanya 6 hurup tersebut ?. Sejatinya kamu tidak tahu sama sekali
pohon yang diberi nama mangga tersebut. Kamu hanya tahu 6 huruf saja”
“ Demikian pula apa yang kamu sebut pengetahuan dari buku
atau kuliah, semua itu hanya tembok tembok yang akan menghentikan perjalanan
dan penyelidikan bathinmu”.Karena itu lupakanlah segera sesudah itu, lalu kamu
menyelidiki sendiri kebenarannya”.
Tuli :” ..... Lalu
bagaimana dengan ayat ayat suci dalam agama ...?, apakah tak perlu diingat dan
dihafal ?.
Butha :”.. kalau di hafal .. kamu hanya mendapat huruf
huruf saja. Selidikilah ..masing masing ayat tersebut dalam kehidupan sehari
hari. Tidak usah terlalu banyak, cukup 2 atau 3 ayat suci. Laksanakanlah
dengan disiplin ... rasakan manisnya..,rasakan pahitnya... maka kamu
akan mendapatkan sari sarinya, kamu mendapatkan pengetahuan yang terkandung dan
tersimpan rapi di dalamnya. Mungkin seperti
apa yang didapatkan oleh penemunya atau mungkin berbeda. Itulah pengetahuan. Setiap kita selalu
belajar untuk menemukan pengetahuan hidup sendiri sendiri yang akan menyinari
perjalanan bathin kita di dunia maupun sesudahnya “.
Tuli :”.. Lalu bagaimana dengan sarjana S2 atau S3 ...??
Bukankah beliau 2 itu sangat
berilmu... sehingga ... perjalanan bathinnya akan terang benderang..??.
Butha :”.. ha .. ha.. sesungguhnya kalau mereka hanya
mengandalkan itu, gelar S2 atau S3, maka sampai ajalpun mereka tidak tahu apa
itu pengetahuan. Mereka hanya robot robot saja yang menyimpan banyak data.
Mereka seperti beras yang direbus dengan
air dingin. Pengetahuan itu memerlukan banyak kontemplasi, penyelidikan dan
perenungan yang dalam. Bukan untuk memupuk ego dan menyimpan data “.
Tuli :”.. Oo jadi... itukah sebabnya kita menerima suara
burung perkutut seperti itu, dan penyelidikan bathin terhadapnya yang jauh lebih penting ..”.
Butha :”.. yess . jadi apa yang disebut ilmu pengetahuan oleh
manusia saat ini adalah berangkat dari rasa penuh ketakutan kecemasan dan dan
rasa imferioritas yang berujung pada meningkatnya kewaspadaan, kecurigaan dan
berakhir dengan kekerasan. Baik terhadap diri sendiri , sesamanya maupun
lingkungan alam. Dari rasa takut dan
ketidak tahuan yang besar itulah, peradaban manusia telah bergerak menuju
kenyamanan fisikal yang semu dengan
mengendarai pengetahuannya yang semu pula menuju keterpurukan perkembangan rohaninya
yang menggenaskan sehingga umat manusia nanti akan menikmati hidangan yang
bermenu hanya ketidak puasan dan ketidak bahagiaan”.
No comments:
Post a Comment